Pasar Mini DT, Solusi dalam Situasi Pandemi
Solusi dalam menghadapi pandemi terus diupayakan. Beberapa lembaga bahkan komunitas mengupayakan semangat gotong royong untuk menjawab persoalan pandemi, terutama soal ekonomi. Hal serupa juga dilakukan oleh Pesantren Daarut Tauhiid (DT) dengan menyelenggarakan Pasar Mini dengan produk berkualitas.
Ketua Yayasan DT Gatot Kunta Kumara mengatakan, pasar ini merupakan salah satu langkah untuk menjawab kebutuhan masyarakat sekitar dan para santri juga santri karya dalam merespon situasi Pandemi. Gatot menyebut, situasi yang paling sering terdengar adalah soal ekonomi. Maka, pasar ini menjadi sebuah dorongan bagi seluruh santri dan masyarakat umum untuk bisa lebih mandiri.
“Di sini banyak yang dihadirkan. Daging yang segar, sayuran yang masih fresh, macam-macam ikan, denga harga yang terjangkau. Pasa mini ini buka di hari Ahad, Jumaat dan Selasa,” katanya melalui telepon seluler, Senin (6/7).
Bukan hanya sajian yang dihadirkan di pasar tersebut yang menjadi perhatian. Namun, budidaya ikan lele yang ditawarkan menjadi solusi untuk membuka bisnis di tengah Pandemi. Gatot mengatakan, kini DT memiliki unit usah budidaya ikan lele dengan sangat mudah dan praktis.
Hanya dengan mengeluarkan dua ratus lima puluh ribu saja, setiap jamaah sudah bisa berbudidaya lele di rumah dengan menggunakan ember berkapasitas 80 ekor bibit lele. Gatot menjelskan, yang lebih menariknya dengan harga segitu, setiap jamaah yang mau mengambil bisa mendapatkan bibit kangkung ditambah tampat yang nanti bisa digantung di atas ember.
“Ini sangat praktis, jadi kami bukan hanya menawarkan pasar mini dengan macam-macam isi yang ada, namun juga kami menawarkan siapa pun untuk memiliki penghasilan tambahan di tengah pandemi ini,” jelasnya.
Gatot berharap, di kemudian hari, pasar dan budidaya lele tersebut bisa melahirkan entrepreneur yang berkualitas dan mandiri, sehingga mampu memperkuat pertahanan hidup terutama ekonomi di saat krisis seperti pandemi.
“Mudah-mudahan atas izin Allah SWT ini menjadi solusi bagi jamaah atau santri karya, agar bisa menambah pemasukan untuk sesuatu yang lebih baik dan persediaan menghadai situasi yang kurang baik seperti pandemi,” ujarnya. (Elga)