Optimalisasi Wakaf Produktif DT, Budidaya Ikan Lele Solusi Ketahanan Pangan
Kehadiran Eco Fish Daarut Tauhiid (DT) di Kawasan Wakaf Terpadu Eco Pesantren DT menjadi solusi ketahanan pangan di kala pandemi. Sabtu (21/11), Eco Fish panen ikan lele untuk ke sekian kalinya sejak Juni 2020. Dengan jumlah 24 kolam, Eco Fish menampung ikan lele dari mulai pembenihan sampai pembesaran.
Agus Mubarok, Pengelola Eco Fish DT mengatakan, tujuan dari budidaya ikan lele ini sebagai upaya untuk mengembangkan wakaf produktif, dan sebagai solusi ketahanan pangan di masa pandemi.
“Alhamdulillah, ikan lele ini kami budidayakan untuk mengembangkan wakaf produktif dan solusi ketahanan pangan di masa pandemi. Budidayanya mudah dilakukan siapa pun, tidak memerlukan air deras, lahan luas, bahkan dalam ember pun bisa dibudidayakan,” ujar Agus.
Agus mengatakan, budidaya ikan lele dibedakan menjadi dua cara. Pertama, untuk pembenihan. Dimulai dari mengawinkan, pendederan sampai pembenihan yang memerlukan waktu 1 bulan sampai 1,5 bulan. Kedua, pembesaran. Dimulai dari benih yang siap tebar, kemudian sampai berukuran sangkal dan dibesarkan sampai berukuran yang satu kilonya bisa memuat antara 7-8 ekor/kilo gram.
Selain menjual ikan lele untuk pembenihan dan pembesaran, Eco Fish DT juga menjual pengolahan pascapanen, seperti nugget lele, baso lele, sistik lele, abon lele, kerupuk lele dan olahan lele lainnya.
“Saya berharap, budidaya ikan lele ini menjadi solusi ketahanan pangan di masa pandemi dan juga sebagai dakwah pengembangan Wakaf Produktif Pesantren Daarut Tauhiid,” pungkas Agus. (Alma)