Nurhayati Subakat, Bos Wardah yang Tak Kenal Lelah
Perempuan Indonesia mana yang tak kenal Wardah? Dari mulai remaja tanggung hingga emak-emak pasti sudah tak asing lagi dengan merek kosmetik yang satu ini. Ya! Rentetan aktris dan model ternama yang menjadi brand ambassador kosmetik ini semakin membuat masyarakat teringat dan akrab dengan Wardah.
Wardah berasal dari Bahasa Arab yang artinya bunga mawar. Wardah, kini menjadi salah satu produk kecantikan termasyhur di Indonesia. Tak hanya dikenal para hijabers, produk kecantikan berlabel halal ini juga dikenal di berbagai kalangan. Tak hanya di Indonesia, produk ini juga bisa ditemukan di berbagai Negara.
Di balik kemahsyuran Wardah, ada sosok perempuan yang tak kenal lelah. Dialah Nurhayati Subakat. Perempuan kelahiran Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, pada 27 juli 1950 lalu ini adalah perempuan yang tak kenal lelah membangun perusahaannya dari nol. Awal Mei tahun 2018 lalu, Nurhayati masuk ke dalam daftar 25 pebisnis perempuan paling berpengaruh versi Forbes Asia.
Bersama suaminya, Subakat Hadi, ibu dari tiga anak ini mendirikan sebuah perusahaan pada Februari 1985. Awalnya, perusahaan kecilnya itu bernama Pusaka Tradisi Ibu (PTI) dan memproduksi produk perawatan rambut bernama Putri. Pada 2011, Pusaka Tradisi Ibu berganti nama menjadi PT Paragon Technology and Innovation.
Nurhayati memperkenalkan merek Putri ke salon-salon secara door to door dan hanya dibantu karyawan satu-satunya yang juga asisten rumah tangganya. Merek Putri pun akhirnya mendapat tempat di hati masyarakat.
Jatuh, Bangkit Lagi!
Kemasyhuran Wardah saat ini dan produknya yang laris manis di pasaran adalah buah kesabaran serta perjuangan Nurhayati dan suaminya selama lebih dari tiga puluh tahun. Kepada Tim DT Peduli, Nurhayati menceritakan, untuk mencapai kesuksesannya seperti saat ini, banyak ujian yang harus dilaluinya.
Di saat Nurhayati dan suaminya bertekad membesarkan perusahaannya, kobaran api sempat membakar sebagian asetnya. Nurhayati sempat sedih dan tertekan. Tetapi, tak lama sejak kebakaran itu, Nurhayati kembali bangkit dan kembali memulai usahanya dari nol.
Jika Nurhayati mau, ia akan menutup perusahannya dan mengandalkan penghasilan suaminya. Sayangnya, Nurhayati tak demikian. Nurhayati masih memikirkan nasib hutang-hutang dan karyawannya jika perusahaannya itu ditutup.
“Kalau saya mementingkan diri sendiri, nggak apa-apa karena suami saya masih bekerja. Cuma kalau saya harus tutup, berarti saya tidak bisa bayar hutang, kemudian karyawan saya tidak bekerja. Jadi, saya kembali bangkit itu karena memikirkan orang lain. Karena kalau kita peduli terhadap orang lain, insya Allah ada kemudahan,” ujarnya.
Pascakebakaran itu, Nurhayati dan suaminya kembali membangun perusahaan dari modal pinjaman. Nurhayati merasakan, pertolongan Allah SWT terus berdatangan ketika ia mulai berusaha untuk memikirkan nasib orang lain. Dari mulai pinjaman modal yang lebih dari cukup dan perkembangan positif lainnya. Belum genap setahun, Nurhayati bisa membangun rumah dan pabriknya.
Pada 1995, Nurhayati melahirkan produk barunya bernama Wardah. Rangkaian tata rias wajah dengan konsep halal ini pertama kali dikenalkan kepada para santri perempuan. Sayangnya, usahanya kali ini tak langsung menguntungkan. Akhirnya, Nurhayati kembali mengubah target pemasarannya. Secara bersamaan, anaknya ikut membantu Nurhayati. Kehadiran Hijaber pada 2009 pun ikut melejitkan Wardah hingga laris manis di pasaran seperti saat ini. Tah hanya Wardah, Nurhayati juga mengembangkan berbagai merek lainnya yakni Make Over, Emina, dan IX.
Berbagi, Kunci Sukses
Dari sekian banyak kunci kesuksesan Nurhayati, ada satu kunci yang menurutnya sangat luar biasa karena kunci tersebut mampu mengundang pertolongan Allah SWT. Berbagi adalah rahasia sukses Nurhayati yang paling ampuh. Diakuinnya, berbagi kepada sesama dapat mengundang pertolongan Allah ketika perusahaannya berkali-kali menghadapi ujian.
Nurhayati mengatakan, hingga saat ini perusahaannya konsisten menyisihkan sebagian keuntungannya untuk membantu orang lain, salah satunya bantuan untuk kajian muslimah yang dipercayakannya kepada DT Peduli.
“Visi kami adalah menjadi perusahaan yang terus menerus berkembang, memiliki kualitas yang lebih baik dari hari-hari kemarin, dan bermanfaat untuk orang banyak. Alhamdulillah selalu saja ada pertolongan Allah. Mudah-mudahan ketika kita banyak menolong orang lain, maka insya Allah akan banyak juga pertolongan Allah,” katanya.
Hingga saat ini, Nurhayati memiliki ribuan karyawan. Uniknya, selain memberikan gaji, Nurhayati juga memberikan beasiswa kepada para karyawannya itu. Nurhayati pun tak segan mengumrahkan karyawan-karyawannya. Diakuinya, keputusan Nurhayati itu sempat diprotes anak-anaknya. Tetapi Nurhayati tak gentar dan terus melanjutkan niat baiknya itu. Tak lama kemudian, Nurhayati pun menikmati buah dari benih kebaikan yang ditanamnya.
“Dengan kita banyak membantu orang lain, Insya Allah banyak pertolongan Allah. Itulah yang kami rasakan. Jadi, selama jatuh bangunnya perusahaan ini, selalu ada saja pertolongan Alllah,” jelasnya. (Astri Rahmayanti)