Nasib Bagi Tukang Tipu
Salah satu perilaku tercela yang perlu dihindari adalah menipu orang lain atau menjadi penipu. Allah Ta’ala mengancam para penipu, apalagi bila perilaku penipuan tersebut banyak merugikan orang lain. Ada banyak keterangan di dalam Al Quran dan Sunnah yang menegaskan ancaman demikian.
Perbuatan menipu merupakan salah satu penyakit yang merusak hubungan antar manusia, perbuatan ini akan mengakibatkan hilangnya rasa saling mempercayai antara satu sama lain. Apabila kepercayaan telah hilang di antara masyarakat maka rasa egois dan dendam akan muncul ditengah masyarakat, bahkan rasa saling tolong menolong sudah tidak ada lagi akibat perbuatan bohong ini.
Tipu daya itu akan menghilangkan amanah dan kepercayaan manusia. Setiap penghasilan yang didapat dari tipu daya ialah haram dan kotor, tidak akan menambah derajat pemiliknya melainkan akan semakin menjauhkannya dari Allah Ta’ala .
Ada salah satu riwayat yang mengatakan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah lewat di pasar lalu menjumpai tumpukan makanan disana. Beliau memasukkan tangannya ke dalam makanan tersebut, tiba-tiba terasa tangannya menyentuh sesuatu yang basah dalam tumpukan makanan tersebut.
Beliau lalu bertanya kepada pedagang makanan tersebut : “Apa yang basah-basah ini hai kau yang mempunyai makanan ini?”. Pedagang menjawab : “Wahai Rasulullah, makanan itu terkena air hujan”. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Kenapa engkau tidak meletakkannya di atas agar bisa dilihat oleh pembeli? Barang siapa yang menipu, ia bukan termasuk golonganku. (HR. Muslim dan Turmudzi)”
Mereka adalah orang-orang yang memakan harta manusia dengan cara yang batil, padahal harta yang mereka ambil itu adalah kemurkaan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang mereka akan dibalas karenanya. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya tidaklah masuk surga daging yang tumbuh dari kemurkaan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan neraka lebih pantas untuknya.” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi)
Banyak juga kita mendapati kisah-kisah dimana orang yang sering menipu biasanya orang-orang disekitarnya tidak akan mempercayai perkataan juga perbuatannya. Karena orang-orang disekitarnya sudah sering dibohongi atau ditipu olehnya.
Maka semakin sering seseorang berbohong dan menipu orang lain, maka akan semakin besar juga hilangnya kepercayaan orang lain kepadanya. Karena orang lain sudah terlanjur mengenal dia sebagai orang yang suka menipu. Akan sulit juga bagi penipu untuk kembali mendapatkan kepercayaan dari orang lain. Wallahu a’lam bishowab.
(Shabirin)