Muhadhoroh, Cara SMA Adzkia Latih Mental Public Speaking Santri
TANGERANG – Meski tampak sederhana, berbicara di depan umum bukanlah suatu hal yang mudah. Tak semua orang dapat menjadi pembicara yang baik, jika sudah berdiri di atas panggung, dan di depan banyak orang.
Terlebih lagi, berbicara di depan umum dengan menggunakan bahasa asing, baik bahasa Inggris dan bahasa Arab. Kemampuan public speaking ini tentu harus diasah sedemikian rupa, agar dapat terlatih. Mengakomodir hal tersebut, Sekolah Kader SMA Adzkia Islamic School menggelar perhelatan Muhadharah, Sabtu (15/1).
Setelah sempat terhenti dalam penyelenggaraan kegiatan luring dikarenakan pelaksanaan khidmat di rumah selama tiga pekan, perlahan aktivitas siswa mulai berangsur kembali seperti biasa. Area Aula yang semula kosong, disulap secara khusus agar terlihat gemerlap dan berbeda dari biasa.
Di berbagai sudut, geliat aktivitas siswa ikhwan sekolah binaan Direktorat Pendidikan Yayasan Daarut Tauhiid Rahmatan Lil’alamin mulai ramai terlihat. Masing-masing tampak sibuk mempersiapkan diri agar dapat memberikan penampilan terbaik.
“Muhadharah sendiri berasal dari bahasa Arab, yaitu Al–Muhadharatu, yang berarti ceramah atau kuliah. Jadi kegiatan Muhadharah dapat diindentikkan dengan kegiatan latihan pidato atau ceramah, yang ditekankan pada skill (kemampuan) siswa,” ujar Wakil Kepala SMA Adzkia, bidang Kepengasuhan, Akmal Jumara, Senin (17/1).
Menurut Akmal, pada ajang Muhadharah, siswa diminta untuk membuat perencanaan dan merancang sebuah program, mulai dari mempersiapkan konten, menyusun timeline kegiatan, bahkan hingga membuat dan mengonsep layout panggung.
“Jadi memang kegiatan ini selain dijadikan ajang untuk mengasah kemampuan berbahasa, kemampuan tampil di atas panggung, juga dijadikan sebagai ajang mengasah kemampuan untuk membuat sebuah acara, atau event organizer, ” ungkap Akmal.
Seperti yang telah diinformasikan sebelumnya, sejak diresmikan sebagai Sekolah Kader, SMA Adzkia Islamic School pun mulai berupaya menyiapkan kader yang mampu meneruskan perjuangan dakwah Daarut Tauhiid.
Siswa-siswa yang masuk ke sekolah ini pun dibina sebaik mungkin agar dapat menjadi kader-kader pelayan masyarakat baik di bidang dakwah, pendidikan, maupun sosial. “Nah, Muhadharah ini dapat dikatakan juga merupakan latihan implementasi program sekolah kader sebagai event organizer (EO), atau pengisi acara,” tambah Akmal.
Program unggulan divisi Kesiswaan dan Kepengasuhan ini pun mendapatkan respon yang positif dari siswa. Baik siswa ikhwan dan akhwat tampak antusias mempersiapkan kegiatan Muhadharah. Bukan hanya sekedar antusias karena dapat mengekspresikan bakat dan kemampuan berbahasa, ajang Muhadharah juga bisa menjadi momen rehat sejenak dari padatnya kegiatan di sekolah maupun pesantren.
“Mudah-mudahan dengan rutinnya dilaksanakan kegiatan Muhadharah, santri dapat berpikir lebih kreatif, dan lebih percaya diri lagi dalam tampil di depan audience, serta skill menyusun program atau menyusun sebuah acara ini dapat berguna ketika kelak santri terjun langsung di masyarakat,” tutup Akmal. (Nawang)
Red: WIN