Miskin Bukan Tanda Kegagalan, Itu Nasihat Aa Gym
Banyak orang menganggap kekayaan itu sebagai tanda kesuksesan, sementara miskin adalah bukti gagal dalam kehidupan. Lalu, bagaimana jika melihat dari pandangan Islam?
Sesungguhnya Allah SWT adalah dzat yang Mahasempurna dan Mahaadil. Di antara semua sifatnya, Allah SWT melebihkan sebagian hamba dari yang lain. Salah satunya dalam hal rezeki. Ada yang diberi kaya dan miskin.
Menurut KH. Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym dalam bukunya “Ikhtiar Meraih Ridha ALLAH”, pembagian hamba yang kaya dan miskin itu sesuai dengan takdir yang telah ditetapkan oleh Allah. Dari semua yang telah ditetapkan di dunia, hal itu merupakan sebuah bentuk ujian-ujian dari Allah kepada hambanya untuk menjaga dan menggunakan harta sebaik mungkin.
Rasulullah saw pernah berdoa, “Ya Allah, hidupkan aku dalam keadaan miskin, matikan dalam keadaan miskin, dan kumpulkan saya bersama orang miskin.”
Miskin di sini, kata Aa Gym, bukan digambarkan sebagai seorang fakir. Rasulullah pun berdoa, “Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari kekufuran dan kefakiran.” Jadi, harus diinggat bahwa miskin di sini artinya tawadhu, sikap batin yang harus senantiasa diwujudkan secara proporsional dan wajar. Tidak silau pada gemerlap duniawi yang bisa membuat kita lalai.
“Saudaraku, kita ini siapa? Kemuliaan kita tidak jelas dan yang jelas hanya dosa. Mengapa kita harus malu kalau hidup miskin? Mengapa orang yang miskin kita anggap gagal? Seharusnya kita yang banyak bergaya dengan barang-barang pinjaman dan cicilan ini yang malu dan merasa gagal. Kita yang tidak bahagia. Jangan malu ketika terlihat kekurangan, karena itu merupakan ciri pecinta dunia.” jelas Aa Gym.
Apa yang dijelaskan Aa Gym pun pernah dijadikan materi tausiah yang diunggah di salah satu akun Youtube. Dalam tausiahnya, Aa Gym mengatakan banyak orang menganggap kemiskinan itu adalah kegagalan. Akibatnya memaksakan diri agar tidak terlihat miskin. Membeli atau memiliki sesuatu di luar batas kemampuannya agar terlihat hebat atau kaya.
“Contoh seseorang selalu meminta hal yang lebih, bahkan susah untuk merasa cukup. Tapi, di saat menginginkan sesuatu pasti usaha dulu sampai terwujud dan intinya gak pernah memaksa. Selalu menyesuaikan dompet aja sih, enggak pernah nyicil-nyicil barang gitu,” jelas Aa Gym.
Dalam kesempatan tersebut, Aa Gym menambahkan agar memiliki sifat qanaah. Sifat ini merupakan salah satu sifat yang harus dimiliki seseorang. Qanaah berarti selalu merasa cukup dan menerima apa adanya kondisi yang dihadapi. Sifat cukup di sini, dimaksudkan cukup untuk memenuhi keperluan, bukan cukup untuk memuaskan nafsu yang kita inginkan. Cukupnya keperluan ini tidak ada hubungannya dengan kaya atau miskin. (Elga)