Merek Kurma Israel dan Non-Israel, Perhatikan Agar tak Terkecoh Beli Jelang Ramadhan
DAARUTTAUHIID.ORG | JAKARTA – Umat Islam diiimbau lebih waspada memilih kurma, Sebuah ajakan kuat dilakukan untuk menghindari pembelian kurma dari Israel sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina. Apalagi sebentar lagi Ramadhan tiba, di mana produk kurma biasanya laris-manis.
“Sebentar lagi Ramadhan, jangan sampai salah beli kurma,” ujar pendiri Halal Corner Aisha Maharani, Senin (26/2/2024).
Sebagai pengamat produk halal, Aisha menekankan pentingnya kesadaran konsumen terhadap asal-usul produk yang mereka beli, terutama dalam konteks dukungan terhadap Palestina. Dia mengatakan, kurma dari Israel diproduksi di wilayah-wilayah yang dianggap ilegal menurut hukum internasional, menggunakan sumber daya alam Palestina yang dicuri, serta tenaga kerja yang dipaksa dari penduduk Palestina.
Karena itu, menurut dia, menolak membeli kurma dari Israel bukan hanya masalah kepatuhan terhadap prinsip halal, tetapi juga bentuk solidaritas terhadap perjuangan rakyat Palestina.
“Sangat penting, sebagai bentuk solidaritas kita kepada Palestina,” ujarnya.
Ajakan ini menjadi semakin penting mengingat adanya risiko konsumen yang mungkin saja terkecoh oleh merek-merek kurma Israel.
Berikut ini daftar merek kurma Israel dan non-Israel:
Merek kurma Israel:
-Kings Solomon Dates
-Urban Platter
-Sincerely Nuts
-Hadiklaim
-Star Dates
-Jordan River
-Delilah
-Anna and Sarah
-Carmel Agrexco
-Mehadrin
-Food to Live
-Navafresh
Merek kurma non-Israel yang diproduksi secara etis dan sesuai dengan prinsip halal:
-Medjool Syam Luxury Date
-Sahabah Kurma Mejool
-Date Crown Medjool
-Aqla Kurma Medjool Palestine
-Ariha Palestinian Medjool Date
“Bisa dilihat dari merek dan kodenya (agar tidak terkecoh),” kata Aisha.
Penting juga untuk dipahami bahwa konsumen memiliki peran penting dalam menyuarakan penolakan terhadap produk kurma dari Israel. Dengan tidak membeli produk-produk tersebut, konsumen mengirimkan pesan yang kuat kepada produsen dan distributor bahwa mereka tidak mendukung pelanggaran hak asasi manusia dan kebijakan yang merugikan Palestina.
“Penting, kekuatan konsumen bisa menentukan daya beli suatu produk,” ujar Aisha.
Sumber: Republika.co.id