Merawat Alam adalah Ibadah
Hampir setiap tahun kala musim penghujan, bencana alam akan ikut melanda wilayah-wilayah di negeri ini. Baik itu berupa banjir, tanah longsor, dan lain-lain. Telah banyak juga korban yang menderita akibat bencana tahunan tersebut. Baik itu kerugian materil hingga kehilangan nyawanya, sehingga menimbulkan keresahan dan kepanikan luar biasa.
Kerusakan Akibat Manusia
Belum ada usaha yang serius untuk menanggulangi permasalahan yang sebenarnya amat penting ini. Sampai sekarang pemerintah daerah maupun pusat belum mampu memberikan solusi yang dapat mengatasi bencana tersebut. Sementara yang telah banyak dilakukan pemerintah hanya menghimbau masyarakat agar waspada terhadap bencana banjir dan longsor yang sewaktu-waktu dapat menimpa mereka. Memberikan bantuan yang sifatnya sementara bagi korban bencana alam.
Sebagian masyarakat menyalahkan alam yang dianggap sudah tidak lagi bersahabat. Padahal kalau kita mampu berpikir jernih, bencana itu tidak lepas dari ulah tangan manusia yang tidak peduli lagi dengan keserasian alam yang diciptakan oleh Allah Ta’ala. Untuk memenuhi ambisinya, manusia dengan serakahnya menggunduli hutan, mengganti areal pertanian dengan areal tambang, dan sebagainya sehingga alam tidak dapat lagi kita saksikan seperti sedia kala.
Allah Ta’ala berfirman:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ
لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ ﴿الروم : ۴۱
قُلْ سِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلُ ۗ
كَانَ اَكْثَرُهُمْ مُّشْرِكِيْنَ ﴿الروم : ۴۲
Artinya: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah (Muhammad), “Bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” (QS. ar-Rum [30]: 41-42).
Islam sebagai agama yang bersumber dari wahyu Allah memberikan beberapa petunjuk penting tentang berbagai peristiwa alam, termasuk dalam hal ini adalah bencana alam dan masalah lingkungan. Allah Ta’ala telah menciptakan alam semesta ini dengan rapi dan sistematis. Lalu manusia diberi tanggung jawab memelihara dan memakmurkannya. Tiga konsep dasar Islam yakni akidah, syariah, dan akhlak memberikan petunjuk jelas tentang pemeliharaan lingkungan.
Pendidikan Lingkungan Hidup
Pendidikan lingkungan juga telah diajarkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alayhi wassalam kepada para sahabatnya. Sahabat Abu Darda’ pernah menjelaskan bahwa di tempat belajar yang diasuh oleh Rasulullah telah diajarkan tentang pentingnya bercocok tanam dan menanam pepohonan. Serta pentingnya mengubah tanah tandus menjadi kebun yang subur.
Rasulullah saw pernah bersabda, “Tidaklah seorang muslim menanam pohon, tidak pula menanam tanaman kemudian hasil tanaman tersebut dimakan oleh burung, manusia, atau binatang melainkan (tanaman tersebut) menjadi sedekah baginya.” (HR. Bukhari).
Perbuatan tersebut akan mendatangkan pahala yang besar di sisi Allah Ta’ala. Bekerja memakmurkan bumi adalah termasuk ibadah kepada Allah Sang Pencipta. Pendidikan lingkungan yang diajarkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alayhi wassalam berdasarkan wahyu, sehingga banyak kita temui hadis yang membahas tentang lingkungan.
Pesan-pesan al-Quran mengenai lingkungan sangat jelas dan prospektif. Ada pun as-Sunnah lebih banyak menjelaskan lingkungan hidup secara rinci dan detail. Karena al-Quran hanya meletakkan dasar dan prinsipnya secara global, maka as-Sunnah berfungsi menerangkan dan menjelaskannya dalam bentuk hukum-hukum, pengarahan pada hal-hal tertentu, dan berbagai penjelasan yang lebih rinci.
Misalnya terkait pentingnya lahan konservasi untuk kelangsungan ekosistem, as-Sunnah telah memberikan contohnya. Seperti riwayat dari Ibnu Abbas bahwa sesungguhnya Rasulullah telah menetapkan Naqi’ sebagai daerah konservasi. Begitu juga Umar telah menetapkan Saraf dan Rabadah sebagai daerah konservasi. (HR. Bukhari).* (Gian)
*disarikan dari Pelestarian Lingkungan dalam Perspektif Sunnah oleh Ulin Niam Masruri