Merasa Kesulitan Dalam Mempelajari Al-Qur’an? Inilah Penyebabnya
[DAARUTTAUHIID.ORG]- Belajar pada dasarnya merupakan sebuah proses atau tahapan yang mesti dilalui. Belajar bukanlah sesuatu yang instan kemudian lahir begitu saja. Begitu juga dengan mempelajari Al-Quran sebagai pedoman bagi penganut Islam.
Dalam mempelajari Al-Qur’an akan menghubungkan dua unsur sekaligus yaitu kognitif antara bahasa lisan dengan bahasa tulis. Membaca Al-Qur’an juga tidak hanya terpaku kepada kegiatan melafalkan dan memahami makna bacaan dengan baik, namun lebih dari itu menyangkut mengenai hubungan spiritual dengan Allah dari apa yang dibacanya.
Disisi lain kenapa masih banyak yang merasakan begitu sulit dalam mempelajari Al-Qur’an? Dimana saja kesulitan-kesulitan dalam mempelajari Al-Qur’an? Diantara kesulitan-kesulitan yang sering kali didapati ialah kesulitan dalam pengucapan huruf sesuai makhraj, ada yang mengalami kesulitan membaca dalam menyambungkan satu huruf ke huruf yang lainnya, kemudian juga sulit ketika membaca al-Qur’an sesuai tajwid.
Pada hakekatnya kesulitan-kesulitan yang dialami diatas, pasti ada variabel atau faktor yang menjadi penghambatnya. Misalkan karena adanya pengaruh internal seperti rendahnya minat dan motivasi sebagian orang dalam membaca al-Qur’an , tidak terlalu menyukai belajar Al-Qur’an karena tidak dianggap penting. Selanjutnya ialah karena faktor eksternal diantaranya kurangnya perhatian atau dukungan dari keluarga, fasilitas penunjang yang belum memadai, dan tenaga pendidik yang belum terpenuhi ditengah banyaknya buta huruf terhadap kepada Al-Qur’an. Tenaga pengajar mempunyai peran terhadap kualitas pembelajaran yang didapat oleh seorang, karena tenaga pengajar yakin mempunyai kemampuan yang unggulan dalam menyampaikan materi. seperti penguasaan bahan, keteladanan,sikap mencintai profesinya dan bidang perilaku seperti keterampilan mengajar, menilai hasilbelajar dan lain-lain akan menghasilkan kualitas pengajaran yang baik.
Membaca merupakan aktifitas kompleks yang mencakup fisik dan mental. Aktifitas fisik yang terkait dengan membaca adalah gerak mata dan ketajaman penglihatan. Aktifitas mental mencakup ingatan dan pemahaman. Orang dapat membaca dengan baik jika mampu melihat huruf-huruf dengan jelas, mampu menggerakkan mata secara lincah, menginggat simbol-simbol bahasa dengan tepat, dan memiliki penalaran yang cukup untuk memahami bacaan. Meskipun tujuan akhir membaca adalah untuk memahami isi bacaan, tujuan semacam itu ternyata belum dapat sepenuhnya dicapai oleh anak-anak, terutama pada saat awal pelajaran membaca.
Pembelajaran Al-Qur’an yang maksimal akan menciptakan generasi Qur’ani yang mampu mengisi peradaban dunia dengan spirit Al-Qur’an dan sebagai bentuk upaya menyelamatkan generas-generasi muda masa depan dari nilai-nilai atau tidakan unmoral yang kerap kali terjadi hari ini.
Mengingat begitu pentingnya pembelajaran Al-Qur’an dalam Islam, karena menjadi pedoman hidup kaum muslim. Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassalam juga menganjurkan untuk belajar membaca Al-Qur’an dimulai sejak masa kanak-kanak dengan sungguh-sungguh, karena dari sumber nilai-nilai kehidupan umat muslim, yang akan menghasilkan manusia-manusia yang sangat kuat. Allahu a’lam bishowab (Shabirin).
_________________________