Menyeru kepada Kebaikan adalah Keharusan
Tidak sedikit orang beranggapan bahwa tugas berdakwah hanyalah tugas seorang ustadz, ulama, atau tokoh agama saja. Padahal jika kita melihat dari makna dakwah itu sendiri, bahwa dakwah artinya adalah mengajak atau menyeru. Di dalamnya tidak ada kekhususan siapa yang harus melakukan ajakan atau melakukan penyeruan.
Mengajak orang lain berbuat kebaikan tidak hanya seputar shalat, puasa, atau ibadah wajib lainnya. Bahkan pribadi yang belum baik sekali pun jangan sampai menjadi alasan untuk kita enggan menyerukan kebaikan kepada orang lain. Kita bahkan mungkin sering mendengar kata-kata, “Ah aku belum baik, masa ngajak-ngajak orang lain berbuat baik, nanti malah munafik dong.” Tidak salah memang jika kita atau kawan kita ada yang berpikiran demikian. Tapi kita perlu ingat bahwasannya dengan kita tetap berdakwah walau dengan kondisi yang belum baik, boleh jadi Allah akan menjadikan upaya tersebut sebagai jalan kita. Jaln untuk turut serta memperbaiki diri menuju yang lebih baik.
Didoakan Makhluk Lain
Salah satu hal yang perlu kita ketahui terkait dengan mengajak orang lain kepada kebaikan ialah bahwasannya Allah Ta’ala telah menjanjikan kepada orang-orang yang menyeru kepada kebaikan yakni makhluk-makhluk lain akan mendoakan kebaikan bagi orang-orang tersebut. Nabi Muhammad bersabda, “Sesungguhnya Allah memberi banyak kebaikan, para malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi, sampai semut-semut di lubangnya dan ikan-ikan selalu mendoakan orang-orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.” (HR Tirmidzi)
Melalui pesan Nabi Muhammad tadi harusnya cukup menjadikan kita untuk memiliki motivasi mengajak orang lain berbuat kebaikan. Karena mengarapkan kebaikan besar yang telah Allah janjikan adalah suatu keharusan, sebagai bentuk keyakinan kepada Allah Ta’ala.
Umat Terbaik
Orang yang senantiasa menyeru kepada kebaikan tentunya akan mendapatkan kebaikan lainnya dari Allah Ta’ala. Menjadi umat Nabi Muhammad sudah membuat kita menyandang kebanggaan yang luar biasa. Terlebih lagi jika kita senantiasa mengikuti sunnah yang telah beliau ajarkan. Salah satunya adalah menyeru kepada kebaikan. Seperti yang telah Allah sampaikan dalam Al Qur’an:
…كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّـهِ
“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah…” (QS: Ali Imran: 110).
Pada dasarnya segala kebaikan yang dilakukan oleh seorang muslim pasti akan mendapatkan ganjaran yang baik pula dari Allah Ta’ala, asalkan dengan niat yang ikhlas. Tapi jangan lupa juga bahwasannya kewajiban kita sebagai seorang manusia tidak hanya sebatas berbuat kebaikan yang imbasnya hanya untuk diri kita pribadi, tapi kita juga memiliki kewajiban untuk mengajak orang lain berbuat kebaikan. Agar kebaikan yang kita lakukan bisa dilakukan juga oleh orang lain.
Dan jika orang lain melakukan kebaikan karna ajakan kita, maka kita akan mendapatkan kebaikan dari orang tersebut pula. Oleh karena itu Syaikh Hasan al-Banna menegaskan bahwa kita adalah da’i sebelum menjadi apapun. Maksudnya adalah kita sebagai manusia pada dasarnya adalah seorang penyeru yang wajib mengajak orang lain untuk berbuat kebaikan. Kendati kita berprofesi sebagai apapun nantinya. Entah itu pengusaha, dosen, pejabat negara, tukang kayu, dan lain sebagainya, pada dasarnya kita adalah dai yang berkewajiban mengajak orang lain berbuat baik. Walaupun hal-hal kecil. (Wahid)