Menumbuhkan Budaya Sopan Santun
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Hak seorang muslim atas muslim yang lain ada enam.” Beliau pun ditanya, “Apa saja, ya Rasulullah?” Jawab beliau, “Jika engkau bertemu dengannya, ucapkan salam kepadanya. Jika dia memanggilmu, penuhi panggilannya. Jika dia meminta nasihat kepadamu, berikan nasihat kepadanya. Jika dia bersin lalu memuji Allah, doakanlah dia. Jika dia sakit, jenguklah dia; dan jika dia meninggal, iringkanlah jenazahnya.”
Khususnya kebiasaan atau budaya saling memberi salam, akan dengan mudah kita temui di Kawasan Wakaf Terpadu Daarut Tauhiid (DT). Dari lingkungan masjid hingga Super Mini Market (SMM) DT kita akan selalu disambut salam, kendati belum saling mengenal.
Menyebarkan Salam
Memberi salam dalam Islam bukan hanya penghormatan atau basa-basi. Namun ungkapan salam mengandung doa yang amat mulia dan menjadi salah satu bukti indahnya ajaran Islam. Oleh karenanya menyebarkan salam menjadi suatu perintah mulia dari Rasulullah.
Masih diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Hendaklah orang yang berkendaraan memberi salam kepada orang yang berjalan kaki, dan orang yang berjalan kaki memberi salam kepada orang yang duduk, kelompok orang yang sedikit memberi salam kepada kelompok yang banyak.”
Dalam al-Quran, Allah SWT memerintahkan memelihara salam dan saling menghormati pada banyak surah. Salah satunya dalam Surah an-Nisaa` [4]: 86, Allah berfirman, “Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (penghormatan itu yang sepadan) dengannya. Sungguh, Allah memperhitungkan segala sesuatu.”
Kedamaian Pergaulan
Ayat ini menurut tafsir Kementerian Agama RI menjelaskan bahwa perintah berlaku sopan santun dalam pergaulan agar terpelihara hubungan persaudaraan, yakni dengan jalan mengadakan tata tertib yang dilakukan ketika bertemu dengan seseorang. Seseorang harus membalas penghormatan yang diberikan kepadanya berupa salam yang diterimanya dengan balasan yang setimpal atau dengan cara lebih baik.
Balasan setimpal atau lebih baik dapat berbentuk ucapan menyenangkan atau dengan suara lemah lembut, atau dengan gerak-gerik yang menarik hati, memperhatikan kehidupan dalam menegakkan sopan santun yang memperkuat hubungan persaudaraan antara sesama mereka.
Allah memperhatikan segala sesuatu termasuk memperhatikan kehidupan manusia dalam menegakkan sopan santun, yang bisa memperkuat hubungan persaudaraan antara sesama mereka.
Bukti Keindahan
Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Amr, dia berkata, “Bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah, mana ajaran Islam yang terbaik? Rasulullah Saw menjawab, ‘(yaitu) memberi makan (kepada fakir miskin) dan memberi salam kepada orang yang engkau kenal dan orang yang belum engkau kenal.’” (Riwayat Bukhari dan Muslim).
Pada tafsir Ibnu Katsir mengenai Surah an-Nisaa` [4] ayat 86 ini, disinggung juga mengenai hubungan salam dan rasa saling mengasihi. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud berikut sanadnya yang sampai kepada Abu Hurairah disebutkan Rasulullah saw bersabda, “Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, kalian tidak dapat masuk surga sebelum beriman, dan kalian belum beriman sebelum saling mengasihi. Maukah aku tunjukkan kalian kepada suatu perkara, apabila kalian melakukannya, niscaya kalian akan saling mengasihi, yaitu tebarkanlah salam di antara kalian.” (Gian)
ket: ilustrasi foto diambil saat sebelum pandemi