Menjadi Pemberi Manfaat
Perbuatan baik begitu dianjurkan oleh agama karena begitu besar manfaatnya.. Semakin banyak kebaikan yang dilakukan berarti menyebar pula berbagai manfaat yang dapat dirasakan oleh siapa saja. Juga sangat berharga karena hasilnya akan dituai kelak. Sejatinya, setiap diri yang mengaku muslim, sudah tentu harus selalu berupaya untuk menggunakan kesempatan yang ada guna melakukan perbuatan-perbuatan baik terlebih jika manmfaatnya begitu dirasakan orang lain.
“Sebaik-baiknya manusia adalah yang banyak memberi manfaat.” (HR Bukhari)
Setiap manusia memang memiliki kecenderungan untuk berbuat kebaikan . Karena itulah, pupuklah benih-benih kebaikan yang ada dengan selalu berazam di setiap kehidupan yang dijalani agar selalu berada dalam kebaikan dan berupaya menjadi penyebar manfaat. Ini agenda muslim yang nyata, sebab di kiri dan kanan kehidupan yang dijalani, terbuka kesempatan semacam itu. Jadi akan teramat tidak beruntungnya seorang muslim yang tak bisa memanfaatkan kesempatan untuk melakukan perbuatan baiknya. Janganlah sampai syetan membatasi ruang gerak kita selaku muslim untuk melakukan amal kebaikan nyata yang dinanti oleh umat.
Jangan pula berpikir, untuk melakukan hal itu menunggu waktu yang tepat, namun yang harus dicamkan adalah setiap detik, setiap menit dan setiap jam adalah waktu terindah melakukan kebaikan dan memberi manfaat bagi orang lain. Hal ini, jangan disia-siakan oleh orang yang mengaku muslim beriman.
“Dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS.Al-Qashash : 77)
Sungguh begitu luar biasa bagi seorang muslim, di saat menjalani kehidupannya dengan sekecil apapun yang diperbuatnya selalu berlandaskan kepada kebaikan dan ingin menebarkan manfaat bagi sesamanya. Manfaat itu akan terkenang dalam hati penerima manfaat tadi. Maka jadilah manusia baik yang menebarkan manfaat karena akan banyak orang mencintai dan Allah selalu memberi pahala dengan apa yang dilakukan. Orang baik perbuatannya pun akan baik pula dan dengan kebaikannya itu pulalah ia begitu senang untuk memberikan manfaat, dibutuhkan ataupun tidak dibutuhkan.
Keikhlasan berbuat seperti ini adalah menunjukkan akhlak luhur yang dimiliki pelakunya. Terlebih kondisi saat ini, manusia dengan segala keegoannya selalu mengutamakan kepentingan pribadinya. Sehingga bila ada yang mampu memberi manfaat bagi orang lain berarti yang bersangkutan dapat termasuk orang-orang yang memiliki keimanan yang kokoh serta mensyukuri apa yang telah diberikan Allah SWT kepadanya karena dirinya memahami apa yang dilakukannya sudah pasti akan mendapat hitungan dan pahala dari Allah SWT.
“Barangsiapa yang mengerjakan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. Al-Zalzalah : 7-8)
Inilah pulalah yang semestinya menjadi motivasi bagi setiap muslim untuk melakukan hal tersebut. Siapapun tentu sangat berpeluang untuk melakukannya. Sudah tak pantas lagi jika selalu mengedepankan alasan, kalau saya belum mampu karena tak memiliki harta. Saya tak bisa melakukan karena tak banyak harta atau tak sanggup melakukannya karena tak ada kesempatan. Semua itu akan terbantahkan bila sejenak kita merenung melihat fakta yang ada selama ini. Banyak orang tak berkecukupan harta tetapi karena tekadnya ingin memberi manfaat, maka ia melakukannya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Juga orang cacat, ternyata seorang tuna netra bernama Entang Kurniawan, pimpinan LSM Ummi Maktum Voice mampu berbuat bagi para tuna netra lainnya dengan menarik simpati donatur guna tersedianya al-Quran Braille yang harganya relatif mahal untuk dimiliki para tuna netra yang membutuhkan itu atau yang ditunjukkan guru SMAN 4 Kota Bandung, Endang Yuli Purwati, di mana di tengah kesibukannya ia masih sanggup memelihara anak-anak yatim dan anak-anak terlantar di rumahnya karena di hatinya tersimpan keinginan untuk berbuat baik dan menebar manfaat bagi sesamanya.
Sangat beruntunglah orang-orang yang mampu melakukan kebaikan dan memberikan manfaat di dalam kehidupannya. Selain secara duniawi, ia akan dikenal sebagai orang penuh empati dan berkahlak mulai juga secara ukhrowi Allah akan memperhatikan dan memberinya pahala yang berlipat ganda. Ini sesuatu yang nyata dan tak terbantahkan. Bagi yang melakukannya juga akan memberi ketenangan dalam hatinya.
“Maka beruntunglah bagi orang yang Allah SWT menjadikan kunci-kunci kebaikan lewat kedua tangannya, dan celaka bagi orang-orang yang Allah SWT menjadikan kunci-kunci kejahatan lewat kedua tangannya.” (HR Sunan Ibnu Majah)
Jelaslah, menjadi penyebar manfaat dalam kehidupan sangat dicintai Allah dan juga dicintai sesama umat manusia. Pilihannya sangat jelas, akan berbuat atau sekedar menunggu-nunggu waktu. Muslim yang baik tentu akan segera bertidak karena menyadari, yang namanya kesempatan itu tidak akan datang dua kali. (Deffy Ruspiyandy)