Menjadi Bidadari yang Dicintai
Menjadi seorang ibu bukanlah hal mudah. Pun dengan menjadi seorang istri atau perempuan pada umumnya. Saat belum berkeluarga, seorang perempuan harus kuat hati dan imannya agar terjaga dari fitnah. Saat telah berkeluarga, seorang perempuan harus lebih kuat lagi untuk dirinya, keluarganya, dan untuk umati. Rasulullah saw bersabda, “Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah perempuan salehah.” (HR. Muslim).
Kata salehah/saleh dalam al-Quran selalu dirangkaikan dengan kata amal, sedangkan amal disebutkan setelah kata iman. Jadi amal saleh merupakan amal yang didasari oleh ilmu dan iman yang datangnya dari Allah SWT, serta dengan perbuatan tersebut mengantarkan dirinya mencintai dan dicintai oleh Allah.
Dapat disimpulkan bahwa perempuan salehah adalah perempuan yang mempercantik dirinya dengan Islam, sesuai kriteria dari Allah yang mantap imannya dan bersungguh-sungguh mencapai derajat yang dicintai dan mencintai Allah SWT.
Menjadi Bidadari di Dunia
Dalam al-Quran, bidadari disebut hurun ‘in sebanyak tiga kali yakni dalam Surah ad-Dukhan [44] ayat ke 54, Surah at-Thur [52] ayat ke 20, dan al-Waqi’ah [56] ayat ke 22. Dalam hadis lebih banyak disebutkan dan lebih lengkap. Syaikh Mahir Ahmad ash-Sufi dalam bukunya Al-Jannatu wa An Nar (surga dan neraka) menjelaskan bahwa al hur merupakan jamak dari haura yang artinya perempuan muda jelita, memikat dan putih bersih. Sedangkan al ‘in artinya mata air hitam luas merupakan mata air paling indah yang pernah dilihat manusia. Bidadari adalah makhluk sangat cantik dan memesona yang disediakan Allah SWT di surga bagi para penghuninya.
Islam memandang kecantikan bukan hanya pada dhahir, fisik atau lahiriah saja tapi lebih mengutamakan kecantikan batinnya. Karena Allah SWT berfirman:
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ
Artinya: “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.” (QS. al-Hujurat [49]: 13).
Islam mengukur kecantikan dari segi lahiriah dan batiniyah. Batin perempuan dikatakan cantik apabila di dalam fisiknya terdapat jiwa yang pasrah tunduk kepada semua ketentuan Allah SWT dan Rasul-Nya. Sekali pun Allah meminta jiwanya untuk dipasrahkan dalam perjuangan Islam, ia akan memberikannya dengan ikhlas tanpa penyesalan sedikit pun.
Sejarah Islam menyebutkan salah satu sahabat Rasulullah saw, Abu Dzar al-Ghifari lebih suka menikahi perempuan berkulit hitam tetapi taat kepada Allah, daripada perempaun yang cantik tapi suka durhaka pada Allah dan suaminya.
Keutamaan Perempuan Salehah
Syaikh Mahmud al-Misri dalam kitabnya Rihlah ila ad-dar-al-akhirah menjelaskan kecantikan muslimah yang taat pada Allah SWT, pada suaminya yang mukmin akan 70 kali lipat jauh lebih cantik melebihi bidadari surga dengan syarat ia pandai bersabar dan taat pada Allah serta beriman kepada-Nya.
Ibnul Qayyim menyebutkan dalam sebuah hadis sahih dalam musnad Imam Ahmad, bahwa perempuan salehah di dunia akan menjadi ratu bidadari surga, karena bidadari surga tidak pernah mengalami kesulitan yang dirasakan perempuan di dunia. Bidadari surga tidak pernah berjuang di jalan Allah, tidak pernah dicemooh karena mengenakan hijab, tidak pernah merasakan sulitnya patuh pada suami, dan kesulitan lainnya yang harus dihadapi para perempuan di dunia. Tetaplah kuat wahai muslimah karena setiap perjuangan di dunia yang dilakukan hanya karena Allah akan mendapatkan balasan dari-Nya. (Ana)