Mengenal Zakir Naik dan Safari Dakwahnya di Indonesia
Siapa yang tidak mengenal nama Zakir Naik, sosok dai fenomenal yang sudah berhasil meyakinkan banyak nonmuslim untuk bersyahadat. Dengan gaya debat dan retorika khas berisi argumen-argumen logis dan ilmiah, dia terus memberikan pencerahan mengenai keindahan dan kebenaran Islam kepada manusia di berbagai belahan dunia.
Lahir dan besar di Mumbai, India, dai bernama lengkap Zakir Abdul Karim Naik, sebetulnya adalah seorang sarjana kedokteran. Dia memperoleh gelar Bachelor of Medicine and Surgery dari University of Mumbai. Bersama dengan istri, Farhat Naik, Zakir Naik mulai fokus berdakwah pada 1991, dengan mendirikan Islamic Research Foundation di India, yang kemudian menyiarkan ceramahnya melalui Peace TV, saluran televisi yang didirikannya.
Dakwahnya mulai berkembang ke seluruh dunia, pada 2000, ketika Zakir Naik melakukan debat Ilmiah dengan William Campbell di Chicago, bertajuk ‘The Quran and The Bible; in The Light of Science’. Dengan penguasaannya terhadap al-Quran dan hadist, serta kitab agama lain, ditambah latar belakangnya sebagai dokter yang luas pengetahuan ilmiahnya, dia mampu menjadi dai perbandingan agama yang memberikan argumen-argumen kuat untuk menunjukan kebenaran Agama Islam.
Dai internasional ini pun, kemudian, semakin dikenal dengan mengisi berbagai ceramah dan debat di berbagai belahan dunia, dari mulai benua Asia, Afrika, Eropa, Amerika, hingga Australia. Dia pernah mengatakan dirinya beralih dari dokter fisik menjadi dokter rohani. “Dulu saya dokter fisik sekarang saya dokter untuk jiwa,” ucapnya ketika mengunjungi Daarut Tauhiid, awal April lalu.
Dai yang memperoleh penghargaan King Faisal Award for Service to Islam, penghargaan yang juga diperoleh gurunya, Ahmad Deedat, ini mengungkapkan, dia ingin meluruskan kesalahpahaman tentang Islam yang saat ini tersebar di dunia. Dirinya ingin mengajak para pemuda Islam untuk kembali kepada Quran dan Sunah, serta menunjukan Islam sebenarnya kepada non muslim.
“Sekarang banyak propaganda negatif di seluruh media, kita memiliki tugas untuk mengklarifikasi kesalahpahaman tersebut. Sayangnya muslim saat ini terbelakang, termasuk medianya. Sekarang kita harus menggunakan teknologi terbaik, media terbaik untuk menggambarkan islam dengan baik,” jelas Zakir Naik dalam wawancara bersama VOA Islam di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Safari dakwah Indonesia
Pada awal April 2017, Zakir Naik datang ke Indonesia dalam Safari Dakwah pertamanya di Negara Merah Putih ini. Bersama sang Istri dan putranya, Fariq Naik, beliau berkunjung ke Kota Bandung, sebagai kota pertama. Kemudian kesokan harinya, terbang ke Yogyakarta untuk memberikan ceramah di Universitas Muhamadiyah Yogyakarta.
Di hari ketiga, Zakir Naik berceramah di Universitas Darussalam Gontor, yang dilanjutkan empat hari kemudian di Lapangan Patriot Bekasi. Dua hari setelahnya, Safari Dakwah Zakir Naik diakhiri di Auditorium Universitas Hasanuddin Makassar.
Dalam ceramahnya di UPI, Zakir Naik menyampaikan dirinya bahagia bisa berada di Indonesia yang merupakan Negara muslim terbesar di dunia. Dia berharap, Indonesia bisa menjadi contoh baik sebagai Negara Muslim terbesar bagi Negara lain.
“Saya merasa terhormat bisa memberikan kuliah di Negara dengan jumlah populasi muslim terbanyak di dunia ini. Tapi juga memiliki tanggung jawab yang besar untuk menyampaikan Islam,” tegasnya.
Sepanjang Safari Dakwah-nya di Indonesia, dai kelahiran India, 18 Oktober 1965 ini, mampu mengajak lebih dari 20 nonmuslim untuk bersyahadat di hadapannya dan jamaah saat ceramahnya digelar. Di antaranya, dia berhasil meyakinkan 4 orang nonmuslim di Bandung dan 16 orang nonmuslim di Bekasi untuk mengikrarkan syahadat.
Berkunjung ke Daarut Tauhiid
Sehari sebelum memberikan kuliahnya di Bandung, Zakir Naik mengunjungi Daarut Tauhiid. Dia memberikan tausyiah singkat di Masjid Daarut Tauhiid Bandung. Di hadapan ribuan jamaah, beliau mengingatkan para pemuda Islam untuk selalu dekat dengan Quran dan Hadist untuk masa depan Islam yang lebih baik.
“Saya melihat para pemuda di sini, sebagai masa depan umat. Dan kalian yang dekat dengan Quran dan hadist sahih harus mengajak muslim lain di Indonesia untuk lebih dekat dengan Quran dan Sunah. Jika begitu, maka, Indonesia akan menjadi muslim yang kuat, Insya Allah,” tuturnya dengan nada optimistis.
Zakir Naik pun mengapresiasi keberadaan Daarut Tauhiid sebagai salah satu lembaga dakwah di Indonesia. Beliau mengatakan Daarut Tauhiid berarti kampung tauhid dan tauhid ini merupakan fondasi dari ketakwaan yang merupakan ciri dari sebaik-baik muslim. Dengan mengutip surat al-Hujurat[49];13, Dia mengungkapkan bahwa Allah menyebutkan muslim terbaik adalah mereka yang bertakwa.
“Tauhid adalah pilar utama. Dan Daarut Tauhiid berarti Rumah Tauhid. Tauhid ini sangat penting dalam takwa,” ujar Zakir Naik.
Zakir Naik kemudian mendoakan Daarut Tauhiid agar semakin berkembang dan terus mendekatkan umat kepada Quran dan Sunah. “Saya berdoa semoga lembaga ini tumbuh berkembang berkali lipat dan kemudian, semoga yayasan ini bisa menjadi fondasi untuk umat muslim Indonesia sehingga mereka dapat semakin dekat dengan Quran dan Hadis sahih Muhammad saw,” tutur Zakir Naik. (Agus Iskandar)