Mengenal Puasa Nazar dan Tata Cara Melaksanakannya

DAARUTTAUHIID.ORG | Dalam agama Islam selain puasa Ramadhan, ada  puasa lain yang wajib ditunaikan, salah satunya ialah puasa Nazar. Siapa saja dari kaum muslim yang telah bernazar untuk berpuasa, maka wajib untuk menunaikan puasa dalam rangka memenuhi nazarnya. Bila tidak ditunaikan, maka akan mendapat dosa, karena telah mengingkari janjinya.

Hal ini sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits dari Aisyah RadiyaAllahu anga, dari Nabi Shallallau ‘alaihi wassalam beliau bersabda:

“Barangsiapa yang bernazar untuk taat pada Allah, maka penuhilah nazar tersebut. Dan barangsiapa yang bernazar untuk bermaksiat kepada Allah, maka janganlah ia bermaksiat kepada-Nya.” (HR. Bukhari)

Dalam bahasa Arab, memiliki maknanya adalah janji. Janji di sini bisa dalam bentuk kebaikan maupun keburukan. Sedangkan dalam Islam, Nazar ialah menyanggupi atau berjanji untuk melakukan ibadah yang sebenarnya tidak wajib, tapi karena dirinya yang mewajibkannya sendiri untuk ditunaikan.

Nazar biasanya dijanjikan pada amalan-amalan yang baik, tidak sah pada amlana-amalan yang mubah, makruh, bahkan haram. Misalnya, ada seseorang yang bernazar apabila sudah lulus dari universitas, akan melaksanakan puasa senin kamis selama sebulan. maka puasa tersebut statusnya hukumnya menjadi suatu perkara yang wajib untuk dilaksanakan hukumnya.

Adapun jika seseorang berpuasa dengan perumpamaannya adalah akan berpuasa Ramadhan untuk bernazar, maka nazarnya gugur. Ini karena hukum puasa Ramadhan memanglah wajib, jadi tidak bisa dinazarkan.

Adapun tata cara pelaksanaan puasa Nazar dan pelafalan niatnya adalah sebagai berikut:

Pertama, Membaca niat puasa. Kedua, Dianjurkan untuk makan sahur. Ketiga, Menunaikan puasa dari waktu subuh hingga terbenamnya matahari (Maghrib). Keempat, Membaca doa berbuka puasa seperti biasanya.

Demikian uraian mengenai makna puasa Nazar dan tata cara pelaksanaannya dalam Islam. Semoga bermanfaat bagi siapa saja yang akan bernazar dan menunaikan. Jangan lupa untuk selalu menunaikan apa-apa yang menjadi kewajiban.

Islam menganjurkan kita untuk selalu beramal dengan penuh keikhlasan dan tanpa mengharapkan imbalan, sehingga berpotensi mendapatkan ganjaran pahala yang lebih besar di sisi Allah Ta’ala. Maka dari itu, baik Infak maupun Sedekah sama-sama mempunyai nilai dan makna penting dalam kehidupan beragama. (Arga)