Mengenal Keutamaan-Keutamaan Bulan Rajab
DAARUTTAUHIID.ORG | Allah Subhanahu wata’aala berfirman dalam surat Al-A’raf (7) Ayat 96:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ ٱلْقُرَىٰٓ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوْا۟ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَـٰتٍۢ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ وَلَـٰكِن كَذَّبُوا۟ فَأَخَذْنَـٰهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.“
Dalam sebagian riwayat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila memasuki bulan Rajab, maka beliau mengatakan,
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
“Allahumma baarik lanaa fii Rajab wa Sya’ban wa ballignaa Ramadhan”, Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan. Beliau bersabda,”Malam jum’at adalah mulia dan harinya terang benderang.”
Riwayat di atas dikeluarkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya (1/259), Ibnu Suniy dalam ’Amalul Yaum wal Lailah, Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman (3/1399), An Nawawi dalam Al Adzkar (245)
Bulan Rajab Allah sebutkan dalam al-qur’an sebagai bulan haram, bulan yang didalam diperintahkan untuk memuliakannya dan larangan untuk berbuat dosa maksiat karena itu mendzalimi diri sendiri. Larangan Mendzalimi Diri Sendiri pada bulan rajab, karena itu bulan haram memiliki nilai-nilai sakralitas dan identik dengan kemuliaan yang tidak bisa ditemukan pada bulan-bulan lainnya. Maka, semua balasan dari amal kebaikan dan kejelekan dilipatgandakan oleh Allah pada bulan-bulan tersebut,
Selain sebagai bulan haram, bulan Rajab ini menjadi awal untuk menyongsong bulan-bulan mulia selanjutnya, yaitu bulan Sya’ban dan Ramadhan. Tidak hanya itu, keagungan bulan Rajab ini diabadikan oleh Allah dalam Al-Qur’an, yaitu:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلاَ تَظْلِمُواْ فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
“Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu,” (Surat At-Taubah ayat 36).
Dalam sebagian riwayat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam menyambut bulan rajab tersebut dengan do’a tadi diatas yaitu yang diawali dengan memohon barokah.
Adapun diantara definisi barokah yang populer adalah al-ziyadatul khair, yaitu bertambah atau berlimpahnya kebaikan. Kebaikan yang mengantarkan kita semakin taat kepada Allah Subhanahu wata’aala.
Tidak hanya itu, Rasulullah juga menegaskan larangan kepada umatnya agar tidak merusak nilai-nilai kemuliaan dan keagungan yang terdapat dalam bulan haram, termasuk bulan Rajab, dengan menzalimi diri mereka sendiri atau berbuat dosa dan maksiat, karena kebaikan atau keburukan akan kembali kepada kita juga dilipat gandakan balasannya.
Imam Syafi’i dalam Al-Umm menyebutkan bahwa doa dikabulkan pada lima malam, termasuk didalamnya adalah malam 1 Rajab.
بَلَغَنَا أَنَّهُ كَانَ يُقَالُ: إِنَّ الدُّعَاءَ يُسْتَجَابُ فِي خَمْسِ لَيَالٍ: فِي لَيْلَةِ الْجُمُعَةِ، وَلَيْلَةِ الْأَضْحَى، وَلَيْلَةِ الْفِطْرِ، وَأَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ، وَلَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ
Telah sampai berita pada kami bahwa dulu pernah dikatakan: Sesungguhnya doa dikabulkan pada 5 malam: malam Jumat, malam hari raya Idul Adha, malam hari raya Idul Fitri, malam pertama bulan Rajab dan malam Nisfu Sya’ban.
Selain memperbanyak do’a, pada bulan haram juga kita ditekankan untuk memperhatikan ibadah yang paling utama yaitu shalat, ibadah yang menjadi pondasi juga pembuka amal kebaikan lainnya. Kita dituntut untuk memperbaiki shalat baik dari sisi kaifiyat atau tata caranya maupun dari sisi niyatnya yaitu senantiasa menjaga keikhlasan semata karena Allah.
Tedhi ‘Abi Humam’ Setiadi
Dosen Komunikasi Penyiaran Islam Stai Daarut Tauhiid Bandung