Menemukan Kekurangan Diri untuk Memperbaiki Diri
Pernahkah kita sesekali memandangi foto kita sambil melihat satu per satu bagian dari diri kita apa saja yang sudah diperbuat selama ini. Melihat mata kita sambil bertanya apa saja yang sudah dilihat oleh mata ini, apakah sesuatu hal yang baik atau lebih sering kita pakai untuk melihat maksiat. Melihat mulut kita apakah mulut ini sering kita gunakan untuk menyebut nama Allah atau kita lebih sering gunakan untuk menghina orang lain.
Dengan tangan ini apakah kita sering melakukan amalan baik atau malah lebih sering melakukan kejahatan. Begitu pun dengan organ tubuh kita yang lainnya. Sesekali mungkin kita perlu untuk melihat sisi lain yang lebih jauh dari diri kita yang sudah barang tentu dipenuhi dengan kekurangan dalam beramal. Semakin sering kita mengevaluasi diri kita dan semakin mengenal kita dengan diri sendiri maka jika dipuji kita tidak akan bangga dan jika dicaci kita tidak akan marah.
Ketika kita bangga dipuji oleh orang lain adalah karena kita tidak jujur dalam melihat diri sendiri. Jika kita sering melihat diri sendiri dan menafakurinya sudah baikah setiap tubuh ini dalam berperilaku dan beribadah kepada Allah, maka setiap pujian yang datang kepada kita niscaya tidak akan menjadikan kita merasa hebat. Karena kita sendirilah yang paling tahu tentang diri kita bahwa mungkin sebenarnya pujian itu tidak sesuai dengan diri kita.
Milikilah cermin pribadi yang bisa kita pakai melihat diri kita yang sebenarnya. Maksudnya adalah bukan cermin dalam arti yang sebenarnya. Tetapi kita harus memiliki orang-orang terdekat yang sangat percaya kepada kita dan kita percaya juga, yang sekiranya akan tahu dan jujur menilai diri kita yang sebenarnya. Karena boleh jadi orang-orang terdekat kita atau orang lain akan lebih tahu tentang diri kita yang sebenarnya di luar dibandingkan diri kita sendiri. Walaupun tidak dalam semua perilaku. Misalkan suara hati kecil hanya kita dan Allah yang tahu yang sebenarnya kita mau itu apa.
Sahabat sejati adalah orang terdekat yang mampu menyampaikan sesuatu yang jujur tentang kita dengan cara yang baik dan dengan niat yang baik juga. Untuk mengetahui diri kita yang sebenarnya kita juga bisa memanfaatkan orang lain yang membenci kita. Karena tentu orang bisa membenci orang lain pasti ada sebab yang tidak disukai oleh orang lain. Sehingga dengan kita mendengar atau melihat orang yang membenci kita maka kita akan mengetahui sisi apa dalam diri kita yang masih kurang baik
Mengapa orang yang membenci kita bisa menjadi aset bagi kita. Karena orang tersebut menilai diri kita tanpa kita minta dan tanpa kita bayar, secara sukarela menunjukkan ketidaksukaannya kepada kita dengan cara yang ditunjukkan. Tetapi kita harus ingat juga bahwa kita jangan juga sampai memasukan kebencian orang lain kepada kita ke dalam hati. Karena bukannya akan menjadi pengingat bagi kita, tetapi justru malah akan membuat hati kita menjadi dengki dan akan balik membenci orang lain.
Dengan berbagai cara yang ada, kita mampu menilai diri kita sendiri agar mampu mengubah perilaku yang buruk kepada perilaku yang lebih baik dan Allah sukai. Niat kita mengubah sikap buruk dalam diri kita bukan untuk dinilai baik dan dihargai oleh orang lain, tetapi tidak bernilai amalan di hadapan Allah Ta’ala.