Memahami Perintah Silaturrahim Dalam Islam

DAARUTTAUHIID.ORG | Silaturrahim merupakan amalan yang dianjurkan bagi umat Islam. Dalam Islam ada beberapa Keutamaan silaturahmi yang perlu diketahui. Oleh karenanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam kerap kali mengingatkan para sahabatnya untuk selalu menjaga hubungan baik dengan keluarga dan sesama Muslim lainnya.

Kata silaturahmi sendiri berasal dari bahasa Arab dari dua kata, yaitu “shilah” dan “ar-rahim”. Kata “shilah” berarti hubungan atau menyambungkan, sedangkan “ar-rahim” berarti kasih sayang atau peranakan. Ar-rahim diartikan sebagai hubungan kekerabatan yang bertalian darah.

Maka secara etimologis, silaturahmi dapat diartikan sebagai menyambung atau menghubungkan tali kekerabatan atau tali kasih sayang antara sesama manusia.

Dalam Al-Quran Allah Ta’ala secara eksplisit memerintahkan manusia untuk memelihara hubungan kekeluargaan yang merupakan esensi dari silaturahmi.  Surah An-Nisa ayat 36 Allah menyampaikan:

“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.”

Ayat ini memerintahkan berbuat baik kepada berbagai kalangan, mulai dari orang tua, karib-kerabat, hingga tetangga dan kerabat. Ini menggambarkan luasnya cakupan silaturahmi dalam ajaran Islam, yang tidak hanya terbatas pada keluarga dekat, tetapi juga seluruh lingkaran sosial seorang Muslim.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam sebagai penjelas Al-Quran telah memberikan banyak penekanan pada pentingnya silaturahmi melalui hadits-haditsnya. Salah satu hadits yang paling terkenal tentang keutamaan silaturahmi adalah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim:

“Barangsiapa yang senang diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menghubungkan tali kerabat (silaturahmi).” (HR Bukhari dan Muslim)

Hadits di atas secara jelas menunjukkan dua keutamaan utama dari silaturahmi. Pertama, dibukakan rezekinya. Kedua ialah dipanjangkan umurnya.

Dalam hadits lain juga menyebutkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam menghubungkan silaturahmi dengan keimanan:

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah memuliakan tamunya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia menghubungkan tali silaturahmi. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR Bukhari dan Muslim)

Hadits ini memperjelaskan bahwa menjaga silaturahmi merupakan salah satu tanda keimanan seseorang kepada Allah Ta’ala dan hari akhir. Hal ini menunjukkan bahwa silaturahmi memiliki hubungan yang erat dengan keimanan seorang Muslim.