Memahami Hakikat Sabar
Allah SWT berfirman, “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.’ Mereka Itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. al-Baqarah [2]: 155-157)
Saudaraku, pada rangkaian ayat Al Quran ini Allah menerangkan kepada kita tentang makna kesabaran. Orang-orang yang bersabar adalah mereka yang manakala ditimpa suatu musibah mereka mengucapkan, “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”, yang artinya “Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada Allah kami pasti akan kembali.”
Orang yang sabar adalah orang yang senantiasa mengembalikan segala urusan kepada Allah. Setiap kali ia mendapatkan kenyataan hidup yang tidak disukai, yang tidak mengenakkan hatinya, bahkan yang ia rasa sangat berat dan pedih, ia senantiasa berserah diri kepada Allah. Lisannya selamat dari keluh kesah apalagi sumpah serapah. Pantang baginya berlama-lama dalam kesedihan atau meratapi keadaan.
Mengapa demikian? Karena orang sabar adalah orang yang meyakini Allah SWT di atas segalanya. Ada Allah di atas segala kejadian, kecil atau pun besar. Ada Allah di atas seluruh makhluk, yang kuasa maupun yang lemah. Sehingga orang yang sabar yakin bahwa di balik segala musibah, ada kekuasaan Allah yang Maha Berkehendak dan Mahatahu apa yang terbaik baik setiap hamba-Nya.
Orang yang sabar adalah orang yang senantiasa yakin bahwa apa pun ketetapan Allah, pasti baik bagi orang yang beriman. Mustahil Allah berbuat zalim kepada makhluk-Nya. Yang mungkin terjadi adalah makhluk berbuat zalim, sehingga perbuatannya itu berbalik kepada dirinya sendiri.
Allah SWT berfirman, “Dan Kami tidaklah menganiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri, karena itu tiadalah bermanfaat sedikitpun kepada mereka sembahan-sembahan yang mereka seru selain Allah, di waktu azab Tuhanmu datang. Dan sembahan-sembahan itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali kebinasaan belaka.” (QS. Huud [11]: 101)
Sabar adalah pilihan, dan tidak ada yang memilih kesabaran kecuali orang-orang yang beriman kepada Allah dengan iman yang sebenar-benarnya. Rasulullah saw adalah pribadi paling utama yang mencontohkan kesabaran sejati. Disusul kemudian dengan para sahabat yang karena keyakinannya kepada Allah, mereka kuat hati memikul beratnya kesulitan dunia.
Bilal bin Rabah tetap mengikrarkan Allah sebagai Rabb-nya sekalipun tubuhnya ditindih batu yang besar dan panas di atas padang pasir yang tandus dan gersang. Demikian juga dengan Amar bin Yasir dan keluarganya, yang dengan gagah berani menghadapi deraan dan siksaan dari manusia hanya karena menyembah Allah SWT.
Di hadapan manusia boleh jadi orang yang sabar itu terlihat tidak berarti, padahal di hadapan Allah mendapatkan kedudukan yang teramat tinggi. Merekalah orang-orang sabar yang mendapatkan kemenangan sejati dari-Nya.
Allah berfirman, “Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. al-Anfal [8]: 46) (KH. Abdullah Gymnastiar)