Melatih Anak Beramal Baik di Bulan Ramadhan
Anak sejatinya adalah amanah dari Allah Ta’ala. yang senantiasa wajib kita jaga dan pelihara. Anak dalam makna amanah harus dijaga dan dipelihara sebagaimana dikehendaki Sang Pemberi Amanah yaitu Allah Ta’ala.
Menjaga dan memelihara anak dengan sejatinya bukan hanya memenuhi kebutuhan biologisnya saja. Bahwa di dalam Islam, pemenuhan kebutuhan anak haruslah diimbangi dengan kebutuhan spiritual, mental dan sosial. Pemenuhan kebutuhan anak secara seimbang menjadikan anak tumbuh dengan wajar dan baik sebagaimana dikehendaki Allah Ta’ala.
Salah satu momen yang Allah Ta’ala berikan kepada kita untuk melaksanakan pendidikan dan latihan (diklat) adalah bulan Ramadhan. Ramadhan menjadi momentum yang tepat untuk melakukan hal tersebut, karena Ramadhan identik sebagai peningkatan ibadah.
“Pada bulan Ramadhan kali ini kita belajar menjadi guru. Karena madrasah pertama adalah di rumah tangga kita masing-masing. Ayah sebagai kepala sekolah, merancang dan pengawas semua kurikulumnya. Ibu sebagai wali kelas, yang menjalankan kurikulumnya. Muridnya anak-anak kita”, ujar Ahmad Fathoni, M.Pd. dalam acara Seminar Parenting SMP-SMA Adzkia Islamic School pada (24/4).
Sering kali orang tua merasa dirinya memiliki keterbatasan dalam mengajarkan anak-anaknya tentang bekal ilmu agama. Padahal, ada banyak cara yang mudah jika kita mau memulainya.
Berikut cara yang dapat diterapkan orang tua untuk memberikan pendidikan dan latihan selama bulan Ramadhan kepada keluarganya
Mengajarkan Al-Quran
Ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan dalam mengajarkan Al-Quran selama bulan Ramadhan. Misalnya, dengan mengajarkan surah Al-Fatihah, membelikan mushaf sebagai hadiah, meletakkan Al-Quran di tempat-tempat strategis dan terjangkau anggota keluarga, mengaji bersama, menanyakan hafalan anak, dan mendengarkan bacaan/hafalan anak
Mengajarkan Shalat
Beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu mengajarkan anak shalat sejak dini dan mengajaknya ke masjid.
Ketika berusia sepuluh tahun, anak belum juga mau mengikuti perintah shalat, maka diriwayatkan Al-Imam Abu Dawud disebutkan bahwa Nabi Saw. bersabda, “Suruhlah anak-anak kalian untuk shalat ketika berumur tujuh tahun dan jika telah berumur sepuluh tahun, namun tidak mau mengerjakan shalat maka pukullah.”
Ungkapan ini perlu dimaknai dengan berhati-hati, karena makna ‘pukullah’ di sini tentu bukan melakukan hukuman dengan kekerasan fisik yang menyakitkan dan melukai anak. Tetapi bahwa orang tua harus menunjukkan ketidaksenangan dan konsekuensi yang sangat tegas saat anak menolak shalat.
Mengajarkan Anak Bersedekah
Metode yang dapat dilakukan untuk mendidik dan melatih anak-anak agar gemar bersedekah adalah dengan memanfaatkan media yang ada, seperti kotak infaq ‘KenclengKu’ Daarut Tauhiid Peduli.
“Harapannya setiap keluarga santri SMP-SMA Adzkia memilikinya di rumah masing-masing. Selain sebagai media belajar sedekah. Manfaatnya dirasakan untuk kegiatan di sekolah.”, ujar ustaz yang sedang menempuh studi akhir S3 di PTIQ Jakarta.
Mengajarkan Anak Berpuasa
Ramadhan adalah momentum yang tepat untuk orang tua mendidik dan melatih anak-anak untuk berpuasa. Caranya dengan mengajarkan dengan puasa setengah hari/semampunya anak, mengajak makan sahur dan buka puasa bersama, dan masak makanan kesukaannya.
Mengajarkan Haji
Ramadhan identik dengan shalat tarawih pada malam hari. Hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengajak anak safari masjid. Selain itu, mengajak anak manasik haji untuk mengisi waktu liburan akhir pekan selama bulan suci ini.
Dengan doa, harapan serta diklat untuk keluarga diharapkan selama Ramadhan ini akan lahir anak-anak dengan kepribadian baik dan kuat, yang utuh dan seimbang, yang siap menjawab tantangan zaman dengan segala problematika, ujian dan cobaannya.
Amat disayangkan bila bulan yang penuh kasih sayang ini tidak kita manfaatkan untuk membina keluarga. Semoga kita termasuk orang-orang beruntung yang telah menjadikan Ramadhan ini sebagai bulan diklat keluarga. (Mega)