Masjid Al-Latief, Aset Wakaf Daarut Tauhiid di Australia
Pernah mendengar istilah wakaf terpadu? Bagaimana cara kerjanya? Daarut Tauhiid (DT) adalah salah satu lembaga nadzir (pengelola wakaf) di Indonesia. DT menggulirkan konsep wakaf terpadu yakni konsep pengelolaan wakaf secara produktif dan terpadu dalam satu kawasan. Hal ini bertujuan meningkatkan kemanfaatan dari aset-aset wakaf untuk kesejahteraan umat.
Pengelolaan wakaf secara produktif memiliki dua makna. Pertama, makna produktif secara umum, yaitu mengelola aset wakaf untuk dimakmurkan dengan berbagai kegiatan, baik bersifat komersil maupun sosial. Kedua, makna produktif secara khusus yakni mengelola aset wakaf secara komersil dan sosial-komersil untuk optimalisasi aset wakaf.
Aset Wakaf
Masjid al-Latief merupakan salah satu aset wakaf DT. Masjid ini berlokasi di 214 Nicholson Road, Longford, Perth, Australia. Pada mulanya bangunan tersebut merupakan tempat ibadah agama lain yang tidak terpakai, memiliki luas sekitar 750 meter persegi. Bangunan di atas lahan 1.200 meter persegi tersebut berada di sisi jalan dan mampu menampung 88 jamaah. Angka didapat berdasarkan lahan parkir berkapasitas 22 kendaraan roda empat, dengan aturan setiap mobil mampu menampung empat orang. Bila melebihi jumlah tersebut, kemudian mengganggu orang lain, maka akan mendapat sanksi hukum sesuai peraturan di Australia.
Momen salat subuh pada 24 Oktober 2018 menjadi sejarah luar biasa bagi muslim di Perth. Karena pertama kalinya muslim Indonesia salat di “masjid sendiri”. Karena ketatnya peraturan, belum ada masjid Indonesia satu pun di Perth sebelumnya. Masjid al-Latief menjadi catatan sejarah baru bagi muslim Indonesia di Perth, sebagai masjid Indonesia pertama di sana.
Fasilitas Masjid
Masjid al-Latief dilengkapi beberapa fasilitas, antara lain toilet berserta tempat wudu terpisah antara laki-laki dan perempuan yang dilengkapi handuk. Terdapat dapur di area masjid, menyediakan minuman untuk diminum dan microwave untuk menghangatkan makanan para jamaah. Pada tempat salat terdapat kursi berjajar diperuntukan bagi para lansia atau jamaah yang tidak memungkinkan salat sambil berdiri.
Dalam ruang salat dilengkapi AC central, penutup jendela yang bisa dibuka saat membutuhkan cahaya lebih terang. Saat kita membuka penutup jendela, maka kita akan melihat taman masjid. Masjid al-Latief pun memiliki lahan parkir yang cukup luas. Semua fasilitas menggunakan teknologi modern. Pintu gerbang menggunakan kode yang dibagikan kepada para jamaah untuk mempermudah akses masuk ke dalam masjid. Sedangkan untuk donasi menggunakan tab dan otomatis terpotong 10 dollar Australia. Di sekitar masjid juga dilengkapi tempat untuk berkumpul, bersilaturahmi, dan berdiskusi antar jamaah.
Menerapkan Budaya BRTT
DT memiliki budaya unik yakni Bersih, Rapi, Tertib, Teratur (BRTT). Hal ini sesuai firman Allah SWT, “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.’ Mereka berkata: ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?’ Tuhan berfirman: ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.’” (QS. al-Baqarah [2]: 30).
Menerapkan budaya BRTT berarti menjaga amanah Allah SWT atas bumi ini sebagai manusia. Sebagai bagian dari DT, Masjid al-Latief pun menerapkan budaya tersebut. Masjid terlihat bersih, barang-barangnya tertata rapi, peletakannya pun tertib dan teratur. (Ana)