Maha Membagikan Rezeki
Mendapatkan rezeki dari Allah adalah bukan kita mencari rezeki, tetapi kita menjemput rezeki yang telah Allah sediakan di dunia. Jangan kita hanya disibukkan mencari rezeki sebanyak-banyaknya, karena yang terpenting adalah bagaimana kita mendapatkan keberkahan dari rezeki yang kita jemput. Jadi jangan pernah kita takut tidak dapat rezeki tetapi takutlah ketika kita tidak mendapat keberkahan dari Allah Ta’ala di karenakan cara kita yang salah dalam mendapatkan rezeki.
Karena akan sia-sia jika kita mendapat rezeki tetapi tidak mendapat berkah dari Allah, ujungnya dengan rezeki itu malah akan mendatangkan keburukan bagi kita, tetapi jika kita mencari keberkahannya, walaupun rezeki yang kita dapat tidak lebih banyak dari orang lain maka in sya Allah akan mampu mencukupi kebutuhan kita dan akan menyelamatkan kita kelak.
وَأْمُرْ اَهْلَكَ بِالصَّلٰوةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَاۗ لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًاۗ نَحْنُ نَرْزُقُكَۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوٰى
“Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan shalat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang yang bertakwa.“ (QS. Thaha: 132).
Yang terpeting adalah kita meyakini bahwa semua makhluk yang ada di dunia pasti mendapatkan rezeki dari Allah. Dengan kita ragu jika tidak mendapatkan rezeki, maka berarti sama saja kita meragukan kekayaan Allah untuk menjamin rezeki semua makhluknya. Lalu mengapa masih ada orang yang kesulitan ekonomi atau masih banyak orang-orang yang miskin dan hidup dalam kesulitan?. Bukan berarti Allah tidak memberikan rezeki kepada mereka, dengan mereka masih bisa hidup itu bukti bahwa Allah masih memberikan rezeki kehidupan kepada mereka.
Kemudian jika kita melihatnya dari sudut pandang materi atau kekayaan, sesungguhnya itu sebanding dengan sejauh mana usaha seseorang dalam menjemput rezekinya. Semakin besar usaha seseorang untuk menjemput reseki, maka insyaAllah akan semakin bessar pula peluang mendapatkan rezeki yang melimpah. Maka tidak perlu kita membanding-bandingkan rezeki kita dan rezeki orang lain. Allah lebih tahu sejauh mana upaya kita menjemput rezeki dan sejauh mana kita membutuhkan rezeki. Karena dengan jika kita melihat rezeki hanya dari segi materi, bisa saja Allah menjadikan kelebihan harta bagi hambanya sebagai ujian.
وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ اِلٰى مَا مَتَّعْنَا بِهٖٓ اَزْوَاجًا مِّنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ەۙ لِنَفْتِنَهُمْ فِيْهِ ۗوَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَّاَبْقٰى
“Dan janganlah engkau tujukan pandangan matamu kepada kenikmatan yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka, (sebagai) bunga kehidupan dunia agar Kami uji mereka dengan (kesenangan) itu. Karunia Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal.“ (QS. Thaha: 131)
Yang terpenting adalah dengan rezeki yang kita dapatkan saat ini adalah apakah kita sudah bersyukur kepada Allah, atau kita selalu merasa kurang dan mengeluh atas rezeki yang kita dapatkan dari Allah. Karena Allah berjanji akan menambahkan nikmat bagi hambanya yang senantiasa bersyukur baik dalam kondisi lapang maupun dalam kondisi sempit.