Lisan yang Selamat
Rasulullah saw bersabda, “Setiap ucapan Bani Adam itu membahayakan dirinya (tidak memberi manfaat), kecuali kata-kata berupa amar ma‘ruf dan nahi munkar serta berzikir kepada Alloh ‘Azza wa Jalla.” (HR. Tirmidzi).
Salah satu ciri orang yang beriman kepada Allah SWT adalah senantiasa memelihara lisannya agar selamat dari ucapan-ucapan dusta, kotor dan sia-sia. Karena orang beriman adalah orang yang yakin akan kehadiran Allah dalam situasi seperti apapun dan yakin bahwa setiap hal besar maupun kecil, samar maupun nampak, akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah SWT.
Allah SWT berfirman, “Tiada satu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qof [50] : 18)
Banyak masalah di antara sesama manusia yang timbul hanya karena lisan yang tak mampu dikendalikan. Rasa marah, sakit hati, hingga dendam yang melahirkan keburukan yang lebih besar, bisa terjadi disebabkan lisan yang tak dijaga. Oleh karena itu Imam Syafii r.a pernah mengatakan, “Apabila seseorang ingin berbicara, hendaklah ia berpikir dahulu. Bila jelas maslahatnya, maka bicaralah. Namun, jika dia ragu, maka janganlah dia berbicara hingga nampak jelas maslahatnya.”
Orang yang senantiasa menjaga lisannya dari ucapan-ucapan dusta, kotor dan sia-sia maka akan senantiasa terjaga pula hatinya sehingga senantiasa bersih. Lisan yang selamat juga akan menularkan kedamaian di sekitarnya. Semoga kita Alloh Swt. selalu memberi kita hidayah sehingga kita menjadi hamba-hamba-Nya yang istiqomah dalam memelihara lisan. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin. [KH. Abdullah Gymnastiar]