Lahir bersama Masalah
Kita lahir dan bersama kelahiran itu telah ada daftar masalah. Sebab hidup pada dasarnya adalah masalah itu sendiri. Kita tumbuh dan segala pertumbuhan psikologis, biologis, dan fisik kita senantiasa diiringi oleh masalah. Mulanya kita tak mengerti baik dan buruk, lalu tarikan kebaikan menebarkan rasa tenteramnya, maka hati nurani kita mulai cinta pada kebaikan.
Bertumbuh Hari ke Hari
Tapi kita juga belajar bahwa memilih kebaikan selalu punya ongkos kelelahannya. Seiring dengan itu tarikan keburukan juga datang menggoda. Menghembuskan tipuannya sepoi-sepoi., dan hawa nafsu kita mulai merasakan kesenangan. Tapi kita juga mulai belajar bahwa menuruti hawa nafsu selalu punya ongkos kegelisahannya.
Tadinya kita tak punya gejolak biologis kecuali sebatas lapar atau haus, lalu kita mulai besar dan ada berbagai perasaan berkecamuk mengiringi usia kita yang bertambah. Bahwa menjadi laki-laki atau perempuan adalah dua kutub yang punya medan magnet saling menyeret. Masalah pun mulai datang dengan cara dan kadarnya yang khas.
Fisik kita dari hari ke hari belajar menahan beban. Pada mulanya hanya bagaimana kedua kaki kita bisa menjadi tumpuan badan. Membuat kita berdiri. Sesudah itu kita mencoba berjalan lalu berlari. Tapi bersama itu kadang masalah timbul dan kita pun jatuh sakit.
Pikiran kita dimulai dengan khayalan tanpa logika. Saat kita kanak-kanak dan membaca semua tanda dengan makna yang bukan sebenarnya, dan memandang setiap benda bukan atas dasar fungsi dasarnya. Kursi adalah kuda, bantal adalah mobil, guling kecil adalah adik bayi. Ketika perlahan mulai menimba ilmu, kita merasakan bahwa imajinasi adalah awal sebuah harapan. Tapi rasionalitas juga memberi kita rasa takut akan kegagalan, maka masalah pun mulai datang.
Peran dan Kemerdekaan
Setelah kita mulai mengerti arti hidup menjadi manusia yang punya kesadaran akan peran, bersama itu pula kita dikelilingi oleh masalah demi masalah. Sebagai apa kita akan menjadi. Apa pekerjaan yang kita ambil. Apa keahlian yang kita tekuni. Bagaimana cara kita mengatur diri. Dengan siapa kita akan berinteraksi dan saling dipengaruhi. Ke jalan mana kita akan menitik keberartian. Semua adalah kata lain dari masalah dan masalah.
Dari waktu ke waktu, bersama itu semua, selanjutnya masing-masing kita menjadi diri kita seperti ini. Di sela balutan masalah-masalah itu, kita secara alami menumbuhkan jati diri kita. Membangun karakter sepotong demi sepotong. Bagaikan kumpulan puzzle yang kemudian menjadi gambar utuh tentang siapa kita. Masalah yang menghadang kita atau ringan adalah satu dari tiga hal.
Banyak masalah yang datang karena ulah kita. Masalah itu datang tidak harus sejak semula memang dimaksudkan untuk mencari-cari masalah. Pilihan itu bisa benar pada mulanya, tapi tidak sempurna kesudahannya. Pilihan itu bisa baik pada niatnya, tapi seperti keinginan yang tak sampai kadang semuanya berakhir dengan sangat menyesakkan.
Setiap kita punya kemerdekaan untuk memilih jalan hidup, maka segala masalah yang timbul akibat pilihan itu bisa disebut dengan risiko kemerdekaan. Kita merdeka maka kita punya pilihan. Saat kita punya pilihan maka kita punya masalah. Lalu sekarang tergantung pada kita. Apakah kita akan bertambah taat dengan masalah ini, atau justru kian sesat? Semoga Allah senantiasa memudahkan kita menyelesaikan masalah.* (Gian)
*terinspirasi oleh tulisan Ahmad Zairofi AM, Lahir Bersama Masalah (Majalah Tarbawi Ed. 186)