Klinik DT Sukses Gelar Seminar Pro Kontra Imunisasi
Setelah sebelumnya sukses menggelar Acara lomba bayi sehat, pada Jumat (29/11). Klinik Daarut Tauhiid (DT) kemudian menggelar Seminar Pro Kontra Imunisasi, di Aula Daarul Hajj, pada Sabtu (30/11), dalam rangkaian Milad DT yang ke 29 tahun.
Para peserta yang hadir tidak hanya dari luar lingkungan DT, namun juga para santri dari Program Pesantren Masa Keemasan (PMK), Pesantren Mahasiswa (PPM), dan Santri Tahfidz Quran (STQ), yang ingin menambah pengetahuan tentang pentingnya Imunisasi bagi kesehatan.
Acara seminar secara resmi dibuka oleh Direktur Lembaga Strategis (Lemstra) Daarut Tauhiid (DT), Jakaria Goro (Bang Jaka). “Seminar Pro Kontra Imunisasi yang diadakan dalam rangka Milad D ke 29, diharapkan dapat menambah ilmu tentang kesehatan yang akan disampaikan oleh narasumber yang sangat berkompeten di bidangnya. Aa Gym juga menyampaikan permintaan maaf tidak dapat hadir, dikarenakan sedang melakukan ibadah umroh,” tuturnya.
Narasumber pertama yaitu DR. Novilia Sjafri Bachtiar dr., M.Kes, Peneliti dan Ahli Vaksin dari Bio Farma, mengungkapkan, keresahan masyarakat mengenai kehalalan vaksin imunisasi sangat dipahami, oleh karenanya Bio Farma sebagai produsen vaksin imunisasi yang telah bersertifikat Halal MUI dan pengekspor vaksin ke beberapa negara di dunia, berusaha sekuat mungkin untuk menciptakan vaksin yang menggunakan bahan yang halal, juga alat-alat yang dipergunakan selama proses produksi dipastikan terjaga kehalalannya.
Ia juga menegaskan, vaksin imunisasi tidak hanya diperlukan oleh balita, namun juga diperlukan oleh orang-orang yang akan melakukan perjalanan keluar negeri. salah satunya umroh. Tujuannya, agar tidak tertular penyakit yang bersumber dari negara lain.
Narasumber kedua, yaitu dr. Asep Permana, SpB., FinaCS., MM seorang dokter spesialis Bedah dan Ahli Thibun Nabawi. Katanya, segala sesuatu yang masuk ke dalam tubuh adalah atas ijin Allah. “Tubuh ini berada dalam kekuasaan Allah, tidak mungkin kuman atau virus masuk ke dalam tubuh tanpa ijin Allah, tapi ijin Allah ini ada dua. Apakah ijin Allah turun dengan Ridho-Nya? atau dengan murka-Nya?” katanya.
Menurutnya, walau manusia sudah berikhtiar dan berperilaku hidup baik, ternyata masih ada saja yang terkena virus. “Berarti hal tersebut terjadi karena ijin Allah dengan Ridho-Nya. Tapi ketika kita tahu bahwa ada penyakit, lalu Allah menciptakan ilmu yang telah diturunkan-Nya, dan Allah menciptakan berbagai pencegahan, namun kita hanya bersikap pasrah tanpa berusaha, lalu terkena virus tersebut, maka hal itu terjadi atas ijin Allah, namun dengan murka-Nya,” jelasnya.
Selanutnya, narasumber ketiga, yaitu dr. Arifianto, Sp.A seorang dokter anak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, mengungkapkan, banyak di antara orangtua yang takut untuk memberikan imunisasi kepada anaknya, karena banyaknya pemberitaan tentang dampak dari imunisasi yang berakibat kematian.
“Setelah dilakukan penelitian terhadap kasus kematian tersebut, nyatanya tidak terbukti bahwa vaksin imunisasi merupakan penyebabnya. Sangat disayangkan berita tentang klarifikasi tersebut tidak seviral berita tentang kasus kematiannya,” tegasnya. (Fatimah)