Kita Baik Karena Allah Tutup Aib Kita

Kita merasa takut ketika aib diketahui oleh orang lain, itu merupakan sesuatu hal yang wajar, karena ada rasa malu yang ada dalam diri kita. malu ketika kesalahan kita diketahui oleh orang lain, malu ketika kekurangan kita diketahui oleh orang lain, dan kita juga merasa malu ketika orang lain mengetahui aib kita, sehingga kita berusaha keras untuk menutup-nutupinya.

Namun pertanyaannya adalah ketika aib kita diketahui oleh orang lain, apakah akan menjadi bencana atau karunia? Maka tergantung bagaimana kita menyikapinya. Karena pada umumnya kita lebih takut pada penilaian orang lain dibandingkan takut tidak diampuni oleh Allah Ta’ala. Kemudian, sesungguhnya kita sebagai manusia pasti memilki kekurangan atau keburukan, hanya para Nabi yang maksum dan sempurna, karena para Rasul setiap tindakannya dibimbing oleh Allah Ta’ala.

Allah juga tahu setiap isi hati, ucapan, dan pikiran kita, dimana pun dan kapan pun. Jadi Allah juga menyaksikan setiap maksiat yang kita lakukan dan kalau Allah buka setiap maksiat yang kita lakukan maka sangat kotor diri ini, tidak ada orang yang mau menemani kita dan setiap orang akan menjauh karena rasa jijik yang ada dalam diri kita.

Apa yang harus kita lakukan jika kesalahan dan aib kita begitu banyak, maka bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang sesungguhnya. Karena Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk menebus kesalahan kita dan memberi kesempatan untuk memperbaiki diri dengan sisa usia yang ada. Allah berfirman dalam Al-Qur’an yang artinya:

“Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya?” (QS. At-Taubah: 104). “Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nisa : 110).

Kita harus menyakini bahwa Allah masih menyayangi dan memberikan kesempatan kepada kita untuk taubat, oleh karena itu sia-siakan kesempatan yang Allah berikan sebelum penyesalan yang datang menghampiri kita, karena penyesalan setelah kematian tidak ada akan ada gunanya. Wallahu a‘lam bishowab.

(KH. Abdullah Gymnastiar)

_________________________

daaruttauhiid.org