Kisah Sahabat Nabi yang Memuliakan Tamu

Ada sebuah kisah, dimana Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sedang berbincang-bincang dengan para sahabatnya di rumah Rasulullah. Tak berapa lama, terdengar salam dari balik pintu rumah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. “Assalamu’alaikum Warahmatullahi wa Barakaatuh,” sapa seorang tamu. Rasulullah pun menjawab, ”Wa’alaikum salam Warahmatullahi wa barakaatuh.”

Dari penampilannya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melihat tamunya sedang mengalami kesulitan. Rasul pun mempersilahkan tamunya masuk ke dalam rumahnya. “Sesungguhnya, saya sedang dalam kesempitan, ya Rasulullah. Tak ada sesuatu pun yang saya punyai saat ini,” jelas tamu itu.

Ketika tamu tersebut duduk, segera Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menemui istrinya. Kepada istrinya dikatakan, beliau kedatangan tamu yang dalam kesusahan. Namun, istri Rasulullah kemudian mengatakan, “Kita sendiri hanya punya air putih yang bisa disajikan.”

Mendengar penjelasan istrinya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tampak murung sejenak karena kehilangan kesempatan untuk membuat senang tamunya yang dalam kesulitan tersebut. Kemudian Rasulullah menuju para sahabatnya, seraya berkata “Siapa di antara kalian yang bersedia menjamu tamu malam ini? Sesungguhnya ia akan memperoleh rahmat dari Allah Ta’ala,” ungkap Rasulullah.

Saya, ya Rasulullah. Biarkan tamu itu menginap di rumahku,” kata seorang sahabat dari kaum Anshor menawarkan diri. Akhirnya, tamu tersebut dibawa ke rumah sahabat Nabi. Sesampainya di rumah, sahabat Anshor itu menjelaskan perihal tamu yang dibawanya, “Ya, istriku,. Tadi aku menyanggupi tawaran Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk menjamu tamu yang sedang dalam kesulitan malam ini. Adakah makanan yang dapat kita berikan pada tamu kita itu?”

Wahai suamiku, sungguh yang kita punya hanya makanan yang cukup untuk makan anak kita saja. Kalau disajikan, anak kita tidak makan malam ini,” ujar istri sahabat.

Kalau begitu, bujuklah anak kita untuk tidur lebih cepat supaya dia tidak merasa lapar.” “Tapi, makanan itu hanya cukup untuk satu orang saja,” jelas istri sahabat.

Ya sudah. Begini saja, nanti saat kau hendak sandingkan hidangan, tidak sengaja kau memadamkan lilin. Jadi, nanti aku akan menemaninya sambil pura-pura makan juga. Barulah, saat acara makan selesai kau usahakan sudah menghidupkan lilin kembali,” kata Sahabat Anshor tersebut. “Baiklah suamiku, akan kulakukan seperti yang kau katakan itu.”

Maka, semua berjalan sesuai dengan rencana. Tamu tersebut dapat disambut dengan baik dan saat esok hari orang Anshor tersebut bertemu Rasulullah tanpa sepatah kata, Rasulullah sudah memberikan senyumnya, seraya berkata “Allah kagum pada usaha kalian berdua menjamu tamu dengan baik.”

Semoga dari kisah diatas kita bisa mengambil pelajaran, bahwa begitu luarbiasanya seorang sahabat Nabi berjuang melayani dan menghormati tamunya, sampai-sampai Rosul pun menganguminya. Wallahu a’lam bishowab. (Shabirin)

________________________

daaruttauhiid.org