Kisah Sabarnya Imam Hasan al-Bahri Menghadapi Tetangganya Hingga Masuk Islam
DAARUTTAUHIID.ORG | Sebuah kisah dari seorang ulama besar bernama Hasan al-Bashri di Kota Basrah. Ia mempunyai seorang tetangga yang beragama Nasrani. Hasan al-Basri tinggal dibawah dan tetangganya di lantai 2.
Hasan al-Basri dikenal juga selalu memperlakukan tetangganya dengan baik. Suatu hari ada yang mengganggu ketenteraman hidupnya, yaitu pipa kamar mandi orang Kristen di lantai dua itu tidak begitu bagus. Sehingga dari hari ke hari, bulan ke bulan, muncul rembesan air dari dinding toilet itu.
Bocoran pipa tersebut mengalir hingga mengenai bagian dalam rumah Syekh Hasan al-Bashri di lantai 1. Bahkan pipa yang bocor itu mengalirkan air kencing yang berasal dari jamban. Sehingga rumah Syekh Hasan al-Bashri sering kali kebauan karena ditetesi air najis itu.
Syekh Hasan al-Bashri hanya menyiapkan wadah untuk menampung tetesan dari langit-langit ruang tengahnya itu. Setiap malam, ulama yang masyhur di tanah Irak itu keluar untuk membuang air kencing yang sudah memenuhi wadah tersebut.
Syekh Hasan al-Bashri bukannya tidak mengetahui sumber masalah. Akan tetapi, yang dipilihnya adalah bersabar. Ia tidak berprasangka buruk dengan berpikiran bahwa tetangganya sengaja menyulitkan dirinya dengan kebocoran air dari toilet itu.
Begitulah keadaannya hingga 20 tahun lamanya. Seperti diceritakan Imam Abu Hayyan at-Tauhidi dalam Kitab al-Imta wa al-Mu’anasah.
Pada suatu hari Imam Hasan al-Bashri mengalami sakit yang cukup parah. Hingga tidak sanggup memimpin sholat di Masjid Raya Basrah. Halaqah-halaqah ilmu yang biasa diisinya pun terpaksa libur sejenak.
Sehingga orang-orang ramai menjenguknya. Baik dari kalangan masyaraat maupun para penguasa. Mereka yang datang menjenguk berdoa agar diberi kesembuhan dan kesehatan seperti dulu kala.
Di antara yang menjenguk Syekh Hasan al-Bashri adalah tetangganya yang beragama Kristen yang tinggal diatas rumahnya tersebut dan kaget betapa terkejutnya ia mendapati bau tidak sedap dari arah ruang tengah. Ia juga merasa yakin betul bahwa sumber kebocoran itu berasal dari lantai dua.
Kemudian tetangga tersebut mengambil wadah tersebut lalu membuang isinya jauh-jauh dari rumah. Kemudian, ia segera menemui lagi Syekh Hasan al-Bashri untuk meminta maaf.
“Wahai Abu Sa’id, sudah berapa lama kamu menanggung kesusahan yang disebabkan kebodohanku ini?” tanya orang Kristen itu ke Syekh Hasan al-Bashri. “Sudah 20 tahun hingga kini,” jawab Syekh Hasan al-Bashri.
Lalu sang tetangga memotong ikat pinggang Nasraninya. Kemudian berkata:
“Wahai Abu Sa’id, saksikanlah diriku, asyhaduan laa ilaaha illa Allah, wa asyhadu anna Muhammad Rasulullah. Sungguh, aku bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam adalah utusan-Nya.”