Kisah Begitu Keponya Sahabat Nabi Tentang Amalan Calon Penghuni Surga

[DAARUTTAUHIID.ORG]- Pada satu kesempatan, di dalam masjid Nabawi, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam berkata kepada para sahabat: “Akan datang kepada kalian sekarang ini seorang laki-laki penghuni surga.” Perkataan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam ini tentu saja membuat penasaran.

Para sahabat bertanya siapa kira-kira sang penghuni surga itu. Apakah ia salah satu sahabat yang paling rajin ibadah salatnya atau yang paling rajin puasanya? Atau, yang paling banyak sedekahnya atau mungkin yang tak pernah absen dalam jihad?

Tak berselang lama, para sahabat pun menengok seorang laki-laki Anshar dengan wajah yang basah. Air wudhu menetes dari janggutnya. Tangannya menjinjing sepasang sandal jepit. Tak ada yang spesial secara fisik dari laki-laki tersebut.

Abdullah bin Amr bin Ash berniat mengikuti laki-laki itu. Ia pun mengikuti hingga tiba di rumah calon penghuni surga tersebut. Abdullah kala itu berpikir bagaimana cara agar mendapatkan informasi amalan apa yang memebuat dia menjadi penghuni surga.

Abdullah kemudian menyapa pria tersebut dan meminta izin untuk menginap di rumahnya. Dia bermaksud tinggal di sana agar dapat mengetahui amalan si penghuni surga. “Aku telah bertengkar dengan ayahku, kemudian aku bersumpah untuk tidak mendatanginya selama tiga hari.

Jika diperkenankan, aku ingin tinggal bersamamu selama tiga hari,” ujar Abdullah kepada laki-laki yang ada dihadapannya. Si penghuni surga tersebut dengan senang hati menyambut Abdullah. “ya silakan,” ujarnya dengan senang hati. Maka, menetaplah Ibnu Amr di rumah calon penghuni surga itu selama tiga hari. Selama tinggal di sana, Abdullah mulai memperhatikam setiap ibadah atau amalan yang dilakukan calon penghuni surga tersebut.

Di hari pertama, Abdullah tak menemukan adanya amalan spesial dari laki-laki itu. Begitu juga dengan hari kedua, dan hingga hari terakhir Abdullah tak juga menemukan ibadah yang istimewa.  Pria itu hanya menjalankan ibadah wajib saja, dan bahkan di sepertiga malam tidak bangun untuk menunaikan shalat Tahajud.

Ketika ingin izin pulang sesudah menginap selama tiga hari, Abdullah mengakui tujuannya menginap selama 3 hari kepada penghuni surga tersebut: “Wahai hamba Allah, sesungguhnya tidak pernah terjadi pertengkaran antara aku dan ayahku. Tujuanku menginap di rumahmu adalah karena aku ingin tahu amalan yang membuatmu menjadi penghuni surga, sebagaimana yang disabdakan Rasulullah. Aku bermaksud dengan melihat amalanmu itu aku akan menirunya supaya bisa menjadi sepertimu.

Tapi, ternyata kau tidak terlalu banyak beramal kebaikan. Apakah sebenarnya hingga kau mampu mencapai sesuatu yang dikatakan Rasulullah sebagai penghuni surga?” tanyanya. Laki-laki itu pun tersenyum dan menjawab ringan, “Aku tidak memiliki amalan, kecuali semua yang telah engkau lihat selama tiga hari ini.” Jawabannya itu tak memuaskan hati Abdullah ibn Amr.

Namun, ketika Abdullah melangkah keluar dari rumah, laki-laki tersebut memanggilnya. Ia berkata kepada Abdullah, “Benar, amalanku hanya yang engkau lihat. Hanya saja, aku tidak pernah berbuat curang kepada seorang pun, baik kepada Muslimin ataupun selainnya. Aku juga tidk pernah iri ataupun hasad kepada seseorang atas karunia yang telah diberikan Allah kepadanya.”