Kiat menjadi Pribadi Ikhlas

Sungguh beruntung mereka yang beramal dengan ikhlas karena amalnya pasti diterima Allah SWT. Sebaliknya sungguh merugi mereka yang beramal lalu merasa paling berjasa, karena pasti amalannya ditolak Allah.

Daarut Tauhiid kini berusia 30 tahun. Alhamdulillah, terima kasih atas ucapan, doa serta dukungannya. Terima kasih pada santri yang mengingatkan pada Aa bahwa tanggal 4 September 2020 lalu, Daarut Tauhiid genap berusia 30 tahun.

Sungguh Daarut Tauhiid telah ada di lauhul mahfudz, bahkan sebelum Aa dilahirkan. Aa hanya perantara saja, tanpa Allah kehendaki tentu semua tidak akan terjadi. Andaikata Allah takdirkan Aa menjadi kambing, tentu ceritanya akan lain. Andaikata Allah kehendaki Aa menjadi virus, atau andai saja Aa lahir di Eskimo tidak mendapat hidayah iman, tidak mendapat taufik dari Allah, tentu tidak terpikir mendirikan masjid dan pesantren bersama teman-teman.

Demi Allah, Aa dan teman-teman di Daarut Tauhiid tidak kuasa memilih. Allah sajalah yang memilih kami semua. Aa tidak pernah menyangka Daarut Tauhiid akan sebesar sekarang. Daarut Tauhiid dijuluki masjid sejuta tangan karena secara bergantian teman-teman dan para jamaah membantu dalam proses pembangunannya. Sungguh rencana dan hasil itu sangat berbeda. Hasil jauh lebih baik dari rencana kita.

Jadi, cukup kita amalkan tiga hal ini:

  1. Niat yang kuat untuk melakukan kebaikan.

Niat terbagi menjadi tiga. Pertama, niat sebelum melakukan maka perbanyaklah raja’ (harapan kepada Allah SWT). Kedua, saat melakukan raja’ (harapan kepada Allah SWT) dan khauf (takut kepada Allah SWT) harus seimbang agar tetap semangat dan menggunakan cara-cara terbaik. Ketiga, saat sudah melakukan maka perbanyaklah khauf (takut kepada Allah SWT), takut jika amal tidak diterima.

  1. Lakukan dengan sungguh-sungguh.

Allah SWT berfirman, Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah berserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. al-Ankabut [29]: 69).

  1. Yakin semua karunia Allah SWT saat sudah terwujud.

Allah SWT berfirman, “Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya). Barang siapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barang siapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya, Mahamulia.” (QS. an-Naml [27]: 40).

Menjadi pribadi ikhlas adalah sebuah proses, Allah memberikan software, “Maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya.” (QS. as-Syams [91]: 8).

Tugas kita adalah belajar dan berlatih agar diberikan keikhlasan, terus berjuang memperbaiki diri. Saat telah menjadi pribadi lebih baik, yakinlah itu karunia Allah SWT.

(MQ Pagi; Senin, 7 September 2020)