Kiat Memilih Buku Calistung yang Tepat
Saat ini lazim kita temui materi calistung diajarkan pada anak usia dini (pra sekolah/calistung PAUD). Meski masih pro dan kontra, tidak sedikit orangtua yang memilih untuk mengajarkan calistung kepada anaknya. Keberadaan buku calistung pun jadi syarat penting agar anak mudah memahami dan menguasai kemampuan baca, tulis, dan hitung dengan cepat.
Namun, setiap orangtua harus selektif ketika memilih buku calistung yang akan diajarkan kepada anaknya. Mengapa? Karena tidak semua buku yang beredar di pasaran dapat dijadikan rujukan dalam proses belajar calistung. Ada hal-hal penting yang harus diperhatikan agar dampak negatif calistung pada anak usia dini dapat diminimalisir.
Prinsip Penting Calistung
Bukan bermaksud menakuti atau melebih-lebihkan, tapi memang ada dampak negatif jika calistung diajarkan pada anak usia dini. Mulai dari dampak paling ringan berupa anak terlihat enggan atau menolak belajar (tidak termotivasi), hingga paling berat yakni merusak tatanan otaknya. Anak jadi tidak runtut ketika mengerjakan sesuatu.
Oleh karenanya, wajib bagi orangtua yang telah memutuskan mengajarkan calistung supaya paham hal-hal penting tersebut. Salah satu hal penting yang harus diketahui berkaitan dengan konsep belajar. Umumnya jika mendengar kata belajar, maka tergambar di benak kita suatu proses memperoleh ilmu yang dilakukan serius, full konsentrasi, dan melelahkan karena menguras pikiran.
Konsep ini tepat dalam konteks belajar bagi orang dewasa. Ada pun bagi anak usia dini atau anak-anak secara umum, maka konsep belajarnya berbeda. Bagi mereka, belajar itu identik dengan bermain. Proses yang dilakukan secara spontan, bebas tanpa banyak aturan, dan menyenangkan. Begitu pun ketika mengajarkan calistung pada anak. Maka, pemilihan buku calistung sebagai alat bantu belajar juga wajib memuat prinsip penting ini. Yakni prinsip belajar melalui permainan.
Kiat Memilih Buku Calistung
Nah, berikut ini kiat-kiat memilih buku calistung yang tepat:
1. Full colour dengan pemilihan warna mencolok.
Bukan tanpa sebab anak menyukai permainan warna yang mencolok dan eye catching. Warna punya efek menarik perhatian bagi anak-anak. Sehingga buku calistung yang tepat, tidak akan lupa memasukkan unsur warna ke dalam materi pembelajarannya. Baik itu buku untuk belajar membaca, menulis, atau pun berhitung.
Anak mudah tertarik dengan buku yang menyajikan warna-warna beragam. Jika rasa tertarik ini sudah muncul, akan lebih mudah bagi orangtua untuk kemudian memulai proses belajar calistung.
2. Sederhana materi yang disajikan.
Satu halaman cukup menyajikan satu atau dua topik pembelajaran. Jangan terlalu banyak yang dimuat, sehingga anak mudah bosan dan perhatiannya akan teralihkan ke hal yang lainnya. Selain itu, materi yang terlalu banyak juga membuat anak kesulitan memahaminya dan proses belajar pun berjalan lambat.
3. Kertas yang tidak mudah sobek.
Meskipun kemampuan motorik halus anak sudah lebih baik, tapi tetap saja kertas yang berbahan tipis rentan rusak. Entah karena tidak sengaja tersobek, terlipat, atau terkena air. Jadi, pilih buku calistung yang berbahan kertas agak tebal agar awet dalam pemakaiannya.
Mudah bukan memilih buku calistung yang tepat bagi anak usia dini? (daaruttauhiid)