Keutamaan Saling Memberi Hadiah
Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lainnya, juga untuk saling berkomunikasi, dan saling berbagi. Oleh karena itu, dalam Islam ada salah satu sunnah yang baik untuk menjaga hubungan antar manusia, yaitu memberikan hadiah kepada orang lain. Biasanya hal ini dilakukan dengan orang yang sudah dikenal atau seseorang yang istimewa bagi seseorang. Dengan memberikan hadiah tentunya dapat menimbulkan rasa saling menghargai dan menghormati, mempererat tali persaudaraan, dan menghilangkan perasaan yang dapat merusak hubungan seperti su’udzon, hasad, iri dengki dan lain sebagainya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hendaklah kalian saling memberi hadiah, Niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR. Bukhori)
Adab Memberi dan Menerima Hadiah
Dalam melakukan hal apapun, iringi selalu dengan adab yang baik terutama saat akan memberikan hadiah. Mulai dengan menghargai atau menghormati orang yang akan diberi hadiah, iringi dengan rasa suka atau rasa senang pada saat memberikan hadiah, ada rasa puas dan bersyukur masih dapat memberi hadiah kepada orang-orang yang memiliki keistimewaan atau yang memang layak untuk diberi hadiah, dan hal yang paling utama dalam memberikan hadiah adalah keikhlasan walaupun hadiah yang diberikan berjumlah banyak atau sesuatu yang sangat berharga.
Selanjutnya, bagi yang menerima hadiah maka perhatikan pula adab dalam menerimnya. Mulai dengan mengucapkan terima kasih dan bersyukur pada Allah Ta’ala tanpa harus melihat nominalnya atau nilainya. Karena pada hakikatnya tujuan dari pemberian hadiah itu untuk menunjukkan perhatian dan mempererat tali persaudaraan khususnya sesama kaum Muslimin. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَا نِسَاءَ الْمُسْلِمَاتِ لاَ تَحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا وَلَوْ فِرْسِنَ شَاةٍ
“Wahai kaum muslimah, janganlah sekali-kali seorang wanita meremehkan pemberian tetangganya walaupun hanya ujung kaki kambing.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Selanjutnya dengan memanfaatkan secara baik hadiah yang diterima sesuai dengan kehendak yang memberi dan menganggapnya sebagai bentuk penghormatan. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. An-Nisa’ ayat 86,
وَإِذَا حُيِّيتُم بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا۟ بِأَحْسَنَ مِنْهَآ أَوْ رُدُّوهَآ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ حَسِيبًا
“Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, Maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.”
Dalam hadits disebutkan bahwa ‘Aisyah menceritakan,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَقْبَلُ الْهَدِيَّةَ وَيُثِيبُ عَلَيْهَا
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menerima hadiah dan biasa pula membalasnya.” (HR. Bukhori, no 2585).
Namun, jika kita tidak dapat membalas kembali pemberian hadiah tersebut maka cukup dengan mendoakan kebaikan bagi pemberi hadiah tersebut. insyaAllah dengan saling berbuat baik kepada sesama manusia terutama jika saling memberi hadiah, akan menumbuhkan rasa persaudaraan yang semakin erat. Karena Allah mencintai hamba-Nya yang saling mencintai karena kecintaannya kepada Allah. Wallahu a’lam bishowab. (Eva Ps El Hidayah)