Keutamaan dan Amalan Ketika I’tikaf
I’tikaf dalam islam tidak hanya berdiam diri di masjid, atau hanya terpaku atau bahkan tidur dalam masjid, melainkan menjalankan melainkan mengerkan amalan-amalan kebaikan sebagai pahala bagi seseorang, karena ada keutamaan-keutamaan ketika beri’tikaf. Dua diantara keutamaan I’tikaf adalah sebagai berikut:
Pertama, Menggapai Lailatulqadar
melaksanakan amalan itikaf sebagai bentuk upaya mendapatkan lailatulqadar. Yang dipercaya hadir pada 10 hari terakhir bulan Ramadan. Siapa pun yang mengerjakan amal ibadah di saat lailatulqadar, maka akan mendapatkan pahala yang jumlahnya sama dengan ibadah selama seribu bulan.
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata: bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam biasa beritikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan hingga beliau di wafatkan oleh Allah. Lalu istri-istri beliau beritikaf setelah beliau wafat. (HR. Bukhari)
Kedua, Sunnah Rasul
Itikaf pada 10 hari terakhir Ramadan merupakan sunnah Rasulullah SAW. Bahkan di Ramadan terakhir sebelum wafat, Rasulullah beritikaf selama 20 hari. Demikian pula istri beliau dan para sahabat Nabi. Mereka beritikaf 10 hari terakhir Ramadan. Setelah Rasulullah wafat, istri-istri beliau juga melaksanakan itikaf pada 10 hari terakhir Ramadan.
Sedangkan amalan-amalan yang dianjurkan ketika i’tikaf diantaranya adalah:
Pertama, Membaca al-Quran dan tadarus al-Quran
Membaca Al-quran akan mendapat jaminan agar diberikan syafaat di hari akhir kelak. Sebagaimana Rasulullah Sallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “ Bacalah oleh kalian Alquran. Karena sesungguhnya Alquran itu akan datang menghampiri kalian di hari kiamat sebagai syafaat.’’ (HR Muslim).
Kedua, Berdzikir dan berdo’a
Orang yang itikaf dianjurkan untuk selalu memperbanyak dzikir. Anda bisa melakukan dzikir sesuai dengan yang dianjurkan oleh Rasulullah Sallahu ‘alaihi wassalam, diantaranya : bertasbih, takmid, tahlil, istighfar, dan sebagainya. Dzikir merupakan salah satu ibadah khusus untuk bertaqarub kepada Allah Ta’ala.
Ketiga, Memperbanyak Qiyamul Lail
Sholat merupakan hubungan langsung antardua pihak, yakni seorang hamba dengan Allah Ta’ala. Oleh karenanya dianjurkan bagi seseorang untuk melaksanakan sholat dengan maksimal. Allah ‘alam bishowab (Shabirin)