Keutamaan Bagi Pemimpin Adil di Sisi Allah Taala
DAARUTTAUHIID.ORG | Rasullulah Saw menyampaikan peringatan keras kepada siapapun pemimpin yang tidak berbuat adil dan dzalim kepada rakyat yang dipimpinnya. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadist Nabi:
“Akan datang sesudahku penguasa-penguasa yang memerintahmu. Di atas mimbar, mereka memberi petunjuk dan ajaran dengan bijaksana. Namun, bila telah turun dari mimbar, mereka melakukan tipu daya dan pencurian (korupsi). Hati mereka lebih busuk daripada bangkai.” (HR ath-Thabrani)
Sebaliknya Rasulullah Saw memuji pemimpin-pemimpin yang beriman dan melaksanakan amanahnya dengan baik dan penuh dengan kejujuran.
Nabi Muhammad Saw dalam hadits lain juga bersabda:
“Satu hari seorang pemimpin yang adil lebih utama daripada beribadah 60 tahun. Satu hukum ditegakkan di bumi akan dijumpainya lebih bersih daripada hujan yang turun selama 40 hari.” (HR. Bukhari)
Seorang pemimpin yang memiliki keberanian dalam menegakkan keadilan, lebih baik membersihkan bumi dibandingkan dengan hujan selama 40 hari. Mengapa demikian?
Karena keadilan yang ditegakkan akan membersihkan segala bentuk kejahatan, kecurangan, dan tipu daya yang dilakukan oleh orang-orang zdalim, baik dari kalangan Muslim maupun non-Muslim.
Tegaknya keadilan memberikan dampak yang bagi kemashalatan orang banyak, bukan hanya diperuntukan untuk pribadi-pribadi. Sedangkan air hujan, sebesar apapun lebatnya hanya mampu membersihkan kotoran atau najis belaka.
Seorang pemimpin sudah seharusnya menjalankan kepemimpinan dengan baik dan seadil-adilnya. Jika seorang pemimpin menjalankan Amanahnya dengan adil, maka ia akan mendapatkan pertolongan Allah Taala. Rasullulah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Orang-orang yang berbuat adil, nanti pada hari kiamat akan berada di atas mimbar cahaya di sisi Allah … yaitu mereka yang berbuat adil dalam hukum mereka, dalam keluarga mereka, dan terhadap apa-apa yang mereka urus.” (HR Ahmad)
Dalam hadits lain Rasulullah Saw bersabda yang artinya:
“Lebih utamanya manusia di sisi Allah derajatnya di hari kiamat (ialah) itu seorang pemimpin yang adil yang lemah lembut (memiliki kasih sayang). Dan seburuk-buruk hamba di sisi Allah derajatnya di hari kiamat, yaitu pemimpin yang zalim yang kasar.” (HR Thabarani).
Dari uraian di atas, semoga siapapun yang diamanahkan menjadi seorang pemimpin mampu berlaku adil. Sehingga menciptakan rasa nyaman, aman, dan sejahtera bagi rakyat pada umumnya. (Arga)