Kepedulian Daarut Tauhiid kepada Sahabat Difabel
Daarut Tauhiid (DT) tidak hanya menjadi tempat mempelajari ajaran Islam, tapi juga merupakan “bengkel” perbaikan diri. Semboyannya amat dikenal, yakni zikir, pikir, dan ikhtiar. DT menegaskan jati dirinya sebagai lembaga dakwah, yang mengajak siapa saja dalam kebaikan.
Selain mengajak kebaikan dalam berdakwah secara lisan, DT juga berdakwah dengan perilaku atau akhlak yang baik kepada setiap orang dan merangkul semuanya, termasuk kepada para sahabat difabel. Walau memiliki kondisi fisik yang berbeda dari manusia pada umumnya, tidak mengurangi sedikit pun kemulian dan kemampuan mereka untuk memberikan manfaat bagi umat.
Allah menciptakan hambanya sebaik-baik ciptaan. Hal ini yang harus dipahami, sehingga rasa syukur akan selalu terucap dan tak ada keluhan. Jika kita bersyukur, kenikmatan akan ditambah oleh Allah SWT. Pun dalam memahami kondisi fisik para sahabat difabel. Kekurangan yang terlihat sejatinya bukanlah kelemahan, tapi merupakan keunikan yang di dalamnya tersimpan kelebihan yang Allah berikan.
Untuk itu, DT amat concern kepada para sahabat difabel untuk berkarya dan berkhidmat di pesantren ini. Bahkan kebijakan itu langsung dari Pimpinan Pondok Pesantren DT KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym). Para sahabat difabel diberdayakan dan diberi kesempatan berkarya di DT. Keunikan ini mungkin jarang terlihat di tempat lain. Bagaimana sahabat difabel begitu diperhatikan dan dirangkul tanpa membeda-bedakan mereka.
Program Ramah Difabel
Salah satu contohnya adalah program yang digagas dan diselenggarakan oleh Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) DT Peduli. Keseriusan DT Peduli melalui program pemberdayaan dan peduli difabel sangat membantu dan menginspirasi banyak kalangan. Sahabat difabel yang dianggap tidak memilki kemampuan, menjadi semangat dan membuktikan mereka layak dan bisa berkarya untuk umat.
Hal ini tampak saat DT Peduli mengadakan rangkaian acara Muharram Festival 1442 H, akhir September lalu. Kegiatan yang dimulai sejak 1 Muharram tersebut, menyajikan beragam acara. Mulai dari kajian keislaman virtual, hingga berbagi kebahagiaan bersama yatim dan mualaf serta para pejuang pendidikan. Pada acara puncak, selain menghadirkan para musisi hijrah melalui konser amal peduli difabel, acara juga menampilkan para difabel untuk memeriahkan program yatim dan difabel.
Penutup acara menampilkan profil program penerima difabel dan bincang peduli difabel serta yatim bersama Aa Gym. Perbincangan ini sangat akrab dan menyentuh hati. Suasana haru pun hadir ketika salah seorang difabel menyampaikan hikmah-hikmah keadaan yang dialaminya. Saat itu, Aa Gym pun tak kuasa menahan haru dan tampak beberapa kali menyeka air matanya.
Betapa tulus penyampaian hikmah yang diberikan sahabat difabel. Dialog ini seakan sebagai pelajaran bagi siapa saja, betapa sahabat difabel sangat tangguh dan tidak meratapi apa yang terjadi. Sudah selayaknya para sahabat difabel mendapatkan kemudahan dan kesempatan berkarya bagi umat. (Eko)
ket: ilustrasi foto diambil saat sebelum pandemi