Kenali Mendalam Karakter Ikhlas
Ikhlas secara sederhana diartikan melakukan amal perbuatan dengan niat semata-mata hanya mengharapkan rida Allah SWT, tanpa sedikit pun dicampuri keinginan mengharapkan penilaian orang lain, keuntungan materiil, sanjungan, pujian, kenaikan jabatan, dan hal-hal duniawi lainnya.
Pilar Penting
Ikhlas adalah pilar penting di dalam keimanan, karena ikhlas merupakan salah satu syarat utama diterimanya ibadah. Amal kebaikan yang dilakukan dengan niat bukan keikhlasan mengharap rida Allah, melainkan karena mengharapkan hal lain seperti pujian, keuntungan harta, jabatan, maka amal perbuatannya sia-sia belaka di hadapan-Nya. Firman Allah dalam Quran Surah al-An’am:
قُلْ اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۙ ﴿الأنعام : ۱۶۲
لَا شَرِيْكَ لَهٗ ۚوَبِذٰلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا۠ اَوَّلُ الْمُسْلِمِيْنَ ﴿الأنعام : ۱۶۳
Artinya: “Katakanlah (Muhammad),’Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam, tidak ada sekutu bagi-Nya; dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri (muslim).” (QS. al-An’am [6]: 162-163).
Seperti Tafsir Kementerian Agama menjelaskan bahwa dalam ayat ini Nabi Muhammad saw diperintahkan agar mengatakan sesungguhnya salatnya, ibadahnya, serta semua pekerjaan yang dilakukannya, hidup dan matinya adalah semata-mata untuk Allah, Tuhan semesta alam yang tiada sekutu bagi-Nya.
Menyerahkan Diri
Itulah yang diperintahkan kepadanya. Rasul adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri kepada Allah dalam mengikuti dan mematuhi semua perintah dan larangan-Nya. Dua ayat ini mengandung ajaran Allah kepada Nabi Muhammad, yang harus disampaikan kepada umatnya, bagaimana seharusnya hidup dan kehidupan seorang muslim di dunia ini.
Semua pekerjaan, salat dan ibadah lainnya harus dilaksanakan dengan tekun sepenuh hati karena Allah, ikhlas tanpa pamrih. Seorang muslim harus yakin kepada kodrat dan iradat Allah yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Allah-lah yang menentukan hidup mati seseorang. Oleh karena itu, seorang muslim tidak perlu takut mati dalam berjihad di jalan Allah, dan tidak perlu takut hilang kedudukan dalam menyampaikan dakwah Islam.
Selanjutnya pada ayat ini diterangkan, semua perbuatan manusia akan dipertangungjawabkannya sendiri, dan orang yang berbuat dosa akan menanggung sendiri dosanya itu, karena dosa seseorang tidak akan dipikul oleh orang lain. Masing-masing menerima pahala amal baiknya dan memikul dosa amal buruknya.
Paling Bahagia
Orang ikhlas adalah orang yang paling berbahagia di dunia. Orang ikhlas adalah orang yang paling enteng melakukan amal kebaikan. Ia tangguh, tidak mudah goyah oleh keadaan. Orang yang ikhlas adalah orang yang telah putus harapan terhadap makhluk; pengharapannya murni kepada Allah saja.
Orang ikhlas adalah orang yang paling tenang menjalani kehidupan di dunia ini. Karena ia tidak mencari penilaian dan penghargaan dari makhluk, sehingga ketika ia melakukan amal kebaikan dilakukannya dengan penuh kesungguhan. Bahkan syaithan tidak mampu memperdaya orang-orang yang ikhlas. Ilmu ikhlas adalah ilmu yang dipelajari dan diupayakan seumur hidup. (Gian)