Kembali Ke Pesantren, Siswa Adzkia Siap Jadi Santri Siaga Jiwa Raga
[daaruttauhiid.org] – “Mari bersiap kita berangkat. Ke Pesantren dengan penuh semangat. Raih cita-cita luruskan niat. Mengabdi ‘tuk kemaslahatan ummat. Hari santri, hari santri, hari santri. Hari santri bukti cinta pada negeri. Ridho dan rahmat dari illahi, NKRI harga mati!” Gaung Hymne Hari Santri terdengar selaras di lingkungan Sekolah Kader Adzkia Islamic School.
Lapangan upacara yang biasanya diisi dengan siswa berseragam putih abu dan putih biru, berikut atribut lengkapnya, kini dipenuhi dengan siswa berpakaian khas santri; Peci, Baju Koko, dan Sarung.
“Ada yang khusus pada kegiatan upacara bendera hari ini. Untuk memperingati Hari Santri Nasional yang jatuh hari ini, santri melaksanakan upacara menggunakan pakaian khas santri, yang biasa mereka gunakan sehari-hari,” ujar Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan SMA Adzkia, Rina Nurutami, Jumat (22/10).
Kegiatan ini pun diikuti dengan khidmat oleh 280 santri yang ada di sekolah binaan Daarut Tauhiid Peduli tersebut. Tak hanya sekadar slogan, para generasi penghafal Quran ini tampak sungguh siap dan bersemangat untuk menjadi santri siaga jiwa raga, dan menjalankan amanah mereka sebagai pemuda pemudi yang menjadi garda terdepan dalam pembangunan negeri.
Usai melewatkan 2 kali peringatan hari santri (tahun 2019 dan 2020) dikarenakan harus Belajar Dari Rumah (BDR) di masa pandemi, para santri akhirnya dapat kembali ke Pesantren dan bisa merasakan menjadi santri yang sesungguhnya.
“Mereka semangat mempersiapkan segala sesuatunya untuk bisa memperingati hari ini. Tim Paduan Suara juga berlatih secara khusus agar bisa mempersembahkan hasil yang maksimal saat kegiatan upacara Hari Santri berlangsung,” tutur Rina.
Menurut perempuan yang sehari-harinya mengampu mata pelajaran Bimbingan Konseling ini, tidak hanya santri yang mengikuti upacara peringatan Hari Santri, tetapi juga seluruh Guru dan Tenaga Kependidikan Adzkia Islamic School.
Tidak hanya sekedar melaksanakan prosesi upacara, siswa juga mengucapkan Ikrar Santri Nasional Kesatuan Republik Indonesia, yang merupakan panutan seluruh santri dengan slogan Bhineka Tunggal Ika. Hal tersebut kontan menambah suasana khidmat kegiatan apel di Hari Santri Nasional.
Hari santri sendiri diungkapkan Pembina Upacara Hari Santri, Akmal Jumara, diadakan untuk meneladani semangat jihad yang digaungkankan para ulama. “Hari Santri Nasional yang diperingati tanggal 22 Oktober ini, merujuk pada satu peristiwa bersejarah, dimana pada tanggal 22 Oktober 1945, para ulama dan santri berperang (jihad) melawan tentara Sekutu, untuk membela tanah air,”
Wakil Kepala Sekolah bidang Kepengasuhan yang sehari-harinya dipanggil Abah Akmal oleh para santri ini menambahkan, apa yang dilakukan para santri dan ulama ini akhirnya dikemudian hari memicu “Resolusi Jihad” dimana muncullah perlawanan umat Islam di sejumlah daerah, terutama di Surabaya, 10 November 1945.
“Mudah-mudahan dengan adanya Hari Santri ini, santri semakin mengenal sejarah, dan lebih dapat menghargai, serta memberikan penghormatan kepada sejarah pesantren, sejarah perjuangan para kiai dan santri,” tutup Abah Akmal. (Nawang)
Red: WIN
Bagi Jama’ah sekalian yang tertarik untuk berkontribusi terhadap syiar dakwah dan wakaf untuk pembangunan sarana ibadah & belajar santri, bisa menyalurkannya melalui rekening beikut:
Bank Syariah Indonesia (BSI) 9255.373.000 an Yayasan Daarut Tauhiid