Kekayaan Sejati
Saudaraku, tidak ada seorang pun manusia yang mau hidup sengasara. Setiap orang pasti ingin hidup bahagia. Banyak orang yang mengira bahwa sumber kebahagiaan itu adalah harta kekayaan, sehingga mereka pontang-panting mengumpulkan kekayaan. Padahal ternyata harta kekayaan itu seperti minum air laut, semakin diminum bukannya menghilangkan haus tetapi malah semakin menambah haus.
Maka tidak heran, orang yang silau dengan kemegahan dunia, semakin ia kaya raya semakin ia merasa berambisi untuk menambah kekayaannya. Para pejabat yang korupsi itu bukan karena kecil gajinya, tapi karena miskin hatinya. Mereka tidak pernah puas dengan kekayaan yang sudah dimiliki, tetap saja bernafsu untuk menguasai lebih banyak lagi walau dengan jalan mencuri.
Rosululloh Saw. bersabda, “Kekayaan bukanlah banyaknya harta benda, akan tetapi kekayaan adalah kekayaan hati.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Jadi saudaraku, kekayaan sejati itu bukanlah kekayaan harta, tapi kekayaan hati. Orang sukses itu bukan kaya harta, melainkan orang yang qonaah, yang kaya hatinya. Memang tidak salah memiliki keinginan untuk kaya raya, tapi yang salah itu jikalau kita diperbudak dengan keinginan. Betul, tidak salah jika kaya raya, tapi yang salah itu jika diperbudak dengan kekayaan sehingga lupa bahwa kekayaan hanya ladang untuk beramal sholeh dan beribadah kepada Alloh Swt.
Kaya harta tanpa kaya hati, maka akan celaka. Kaya harta dan kaya hati, maka akan selamat. Miskin harta namun kaya hati, maka itulah kekayaan yang sesungguhnya. Semoga kita termasuk orang-orang yang memiliki kekayaan yang sejati. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin. [KH. Abdullah Gymnastiar]