Kedudukan Anak Yatim Dimata Nabi SAW

DAARUTTAUHIID.ORGNabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasalam merupakan teladan bagi umat manusia. Beliau adalah orang yang sangat mengasihi dan menyayangi anak-anak yatim piatu.

Rasul menjelaskan bahwa kedudukan orang yang memuliakan, menyantuni, dan mengasihi anak yatim akan mendapatkan surga yang jaraknya bagaikan jari telunjuk dan jari tengah.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam juga melarang menelantarkan anak yatim.

Dalam Al Quran, Allah Ta’ala memberi peringatan keras kepada orang-orang yang suka menghardik anak yatim dan tidak mau memberi makan fakir miskin. Orang-orang seperti itu disebut oleh Allah sebagai pendusta agama.

Rasulullah sendiri adalah yatim semenjak beliau dilahirkan. Ia tidak pernah melihat sosok ayahanda tercinta Abdullah bin Abdul Muthalib. Sang ayah wafat saat dalam perjalanan dagang, saat itu ia masih dalam kandungan ibunya, Sayidah Aminah.

Kemudian pada usia sekitar 7 tahun Rasul mengalami kesedihan yang mendalam, di mana ia harus kehilangan ibunya yang wafat karena sakit sewaktu menziarahi makam suaminya di Yatsrib.

Kenangan sedih sebagai anak yatim-piatu itu bekasnya masih mendalam dalam jiwa Rasul, sehingga dalam Al Quran pun disebutkan “Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu (Muhammad).” (QS. adh-Dhuhaa: 6)

Dikisahkan ketika Ja’far bin Abu Thalib sepupu Rasulullah terbunuh dalam peperangan Mu’tah, beliau sangat sedih.

Beliau segera datang ke rumah Ja’far dan menjumpai istrinya, Asma bin Umais yang sedang membuat roti, memandikan anak-anak dan memakaikan bajunya.

Kemudian Rasulullah berkata kepada Asma, “Suruhlah anak-anak Ja’far kemari. Aku akan mendoakannya.” Maka bergegaslah mereka mendekat kepada Rasulullah dan bercengkerama dengan beliau.

Rasulullah merangkul mereka, mencium, serta berlinang air matanya. Asma bertanya kepada Rasul saw, “Wahai Rasulullah, apa yang menjadikan engkau menangis? Apakah ada sesuatu yang menimpa Ja’far?”

Beliau saw menjawab, “Ya, dia telah gugur sebagai syahid pada hari ini.” Sesaat hilanglah keceriaan yang terdapat pada wajah-wajah mereka, tatkala mendengar tangisan ibunya.

Kemudian Nabi saw kembali kepada keluarganya dan mengingatkan untuk memperhatikan keluarga Ja’far yang kini telah menjadi yatim.

Begitu besar perhatian Rasulullah terhadap anak yatim, hingga banyak sekali riwayat masyhur yang memposisikan penolong anak yatim dalam derajat yang tinggi dalam Islam.

Dalam sabdanya Rasul berkata, “Sebaik-baik rumah orang Islam adalah rumah yang di dalamnya ada anak yatim dan diasuh dengan baik….”

Dalam hadits yang lain Rasulullah juga bersabda yang artinya, “….Barangsiapa yang mengusap kepala seorang anak yatim piatu laki-laki atau perempuan karena Allah, adalah baginya setiap rambut yang diusap dengan tangannya itu terdapat banyak kebaikan, dan barang siapa berbuat baik kepada seorang anak yatim piatu perempuan atau laki-laki yang dia asuh, adalah aku bersama dia di surga.”

(Arga)

Redaktur: Wahid Ikhwan


DAARUTTAUHIID.ORG