Karena Abang Disayang Allah
DAARUTTAUHIID.ORG | CIANJUR — Gempa berkekuatan 5,6 M yang mengguncang Kabupaten Cianjur, Senin (21/11) lalu, menyimpan beragam cerita. Haru, sedih, bahagia, dan syukur, semua terkumpul dalam satu peristiwa yang merenggut lebih dari enam ratus korban jiwa.
Tak ada yang menduga, Senin siang itu menjadi hari yang paling kelam bagi sebagian besar warga Kabupaten Cianjur. Hal yang sama juga dirasakan Nur Layla, ibu dari almarhum Bangkit Sulaiman Arraffi, salah seorang korban gempa.
Pelukan Terakhir
“Ini baju terakhir almarhum,” kata Nur Layla sambil memeluk baju yang terakhir dipakai almarhum.
Tangis Nur Layla pecah saat kembali mengingat kejadian itu. Dipeluknya erat-erat baju batik berwarna putih-biru serta peci yang terakhir dipakai almarhum. Hingga kini, Nur Layla masih belum percaya, Abang, sapaan akrabnya, wafat bersama sembilan belas anak lainnya di Madrasah Tarbiyatus Sibyan, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.
Siang itu, seperti biasa, Abang pamit untuk pergi ke sekolah dan Nur Layla pun menitipkan beberapa pesan kepada Abang. Namun, tak seperti biasannya, perpisahan kali ini terasa sangat berbeda. Baru saja sampai pintu rumah, Abang kembali lagi dan berlari menghampiri ibunya.
“Abang nyamperin saya, terus duduk di pangkuan saya. Abang bilang ‘Mamah, Abang enggak marah’. Abang natap muka saya dan senyum, terus berkata ‘mamah, Abang sayang mamah’. Abang terus meluk saya sambil cium pipi dan jidat saya,” jelas Nur Layla.
Rupanya, pelukan, ciuman, dan kata-kata manis itu adalah salam perpisahan dari Abang. Karena beberapa saat kemudian, ketika para murid sedang bersiap melaksanakan ujian, gempa merobohkan bangunan madrasah dan menimpa mereka. Dua puluh anak tidak bisa menyelamatkan diri dan wafat seketika di tempat mereka menuntut ilmu.
Betapa hancur hati Nur Layla saat mengetahui Abang menjadi salah seorang korban wafat. Abang ditemukan dalam keadaan duduk bersila dan wafat seperti orang tertidur. Saat dievakuasi, peci yang dikenakannya pun masih menempel di kepalanya.
“Abang nurut kalau dibilangin. Saya ngerasa berdosa. Coba kalau saya enggak ngomong (berpesan agar tidak ke mana-mana) gitu, mungkin dia mau diajak jajan temennya, “ kata Nur Layla.
Setelah dievakusi, Abang bersama jenazah lainnya dibawa ke puskesmas. Tak sabar melihat putranya, Nur Layla, membuka satu persatu kain penutup jenazah di hadapannya. Dan betapa hancurnya, saat Nur Layla menemukan anak yang paling dikasihinya itu tertidur selamanya.
“Abang, bangun… ini mamah… ini papah…” tangis Nur Layla pecah, dan hujan pun turun bersamaan dengan air mata keduanya.
Mamah Ikhlas…
Di mata keluarga dan gurunya, Abang adalah anak yang sangat pandai, saleh, dan berprestasi. Anak kelahiran 5 Januari 2015 ini juga dikenal penyayang dan perhatian dengan keluarganya, terutama ibunya.
Abang sering menyisihkan uang jajannya yang kemudian dikumpulkan dalam sebuah dompet. Abang dengan senang hati membaginya kepada ibunya. Bahkan, saat dewasa nanti, Abang bercita-cita membawa kedua orang tuanya ke tanah suci.
“Kata orang-orang, kalau ke masjid, Abang selalu paling awal, selalu shaf depan. Kadang saya belum bangun pun Abang sudah pergi duluan ke masjid. Sisa uang sekolah juga dikumpulin dulu di dompet ini,” kenang Nur Layla.
Meski sudah tak bersama, hingga kini, bayangan dan suara Abang saat menghafal Al-Qur’an masih terngiang di telinganya. Tak ada pilihan lain, Nur Layla hanya bisa pasrah dan ikhlas atas kepulangan anaknya. Nur Layla meyakini, Allah lebih menyayangi Abang daripada kedua orang tuanya.
Tak dapat dipungkiri, kerinduan terus datang mengahmpiri Nur Layla. Hanya foto dan video sebagai pelipur lara dan penawar rindu di saat tangannya tak mampu lagi memeluk erat malaikat kecilnya.
Nur Layla juga sangat bersyukur diberi kesempatan melahirkan dan mendidik Abang. Ia berharap, Abang menjadi salah seorang penghuni surga dan menjemput kedua orang tuanya kelak, di pintu surga terindah.
“Saya bangga dengan almarhum Abang. Saya sangat bersyukur kepada Allah, yang sudah menitipkan Abang kepada saya dan mendidiknya,” katanya. (Astri)
Red: WIN
_________________________________________________