Kajian Virtual Pesantren Daarut Tauhiid & Imtri-Trier Jerman
Meski berbeda waktu zona, Kajian Virtual Pesantren Daarut Tauhiid & Indonesische Muslime in Trier (Imtri-Trier) Jerman terlaksana dengan lancar dan berlangsung khusyuk. Kajian yang dihadiri mahasiswa dan mahasiswi Indonesia yang belajar di Jerman merupakan kegiatan rutin Imtri-Trier sebelum berbuka puasa waktu Jerman. Pesantren Daarut Tauhiid dipercaya untuk mengisi kajian tersebut.
Materi yang menarik tentang manajemen qalbu ini disampaikan Ketua DKM DT Jakarta Ustaz Dadang Sukandar melalui sambungan zoom meeting. “Ramadhan ini harus dijadikan sekolah perbaikan diri. Awal yang bisa kita lakukan adalah perbaik hati (qalbu) ini,” ujarnya, Sabtu, (17/4).
Serta menurutnya ada tanda-tanda membuat hati itu tertutup. “Bagaimana pun kita tidak bisa membohongi diri ini ada tanda hati tertutup. Yaitu tidak merasakan nikmat ibadah, merasa tidak berdosa, kegelisahan dalam hidup, tidak bergaul dengan orang shalih, malas menghadiri majelis ilmu, mudah tersinggung, banyak berkeluh kesah, dan mudah berputus asa. Ini semua adalah tanda hati kita tertutup yang perlu kita ketahui dan rasakan.”
Ustaz Dadang juga memberikan tips untuk membuka hati untuk ketenangan hidup dirasakan. “Hati (qalbu) ini riskan berbuat dosa dan berpotensi berbuat baik. Untuk membuka hati ini agar berpotensi berbuat baik adalah dengan cara introspeksi diri, perbaikan diri, istighfar serta taubat, membaca serta tadabbur Al-Quran, isi waktu dengan dzikir, hadiri majelis ilmu, ziarah kubur untuk mengingat mati, berbagi kasih serta sayang, bergaul dengan orang shalih, dan berdoa kepada Allah. Ingat hal ini, in sya Allah apa yang terjadi semata karena Allah,” pungkasnya. (Eko)