Kajian Tauhiid Bersama Aa Gym: “Dzikrullah Sebagai Amalan Tertinggi”
Jakarta – Senin (14/2), pada Kajian Tauhiid kali ini Aa Gym memulai dengan membacakan sebuah hadits tentang amalan terbaik yang menyucikan dan paling tinggi derajatnya disisi Allah.
Abu Ad-Darda meriwayatkan bahwa Nabi Shallallhu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Tidakkah aku akan memberitahumu tentang tindakan terbaikmu, yang paling murni di hadapan Tuhanmu, yang menaikkan peringkatmu ke posisi tertinggi, yang lebih baik bagimu daripada menghabiskan emas dan perak, lebih baik daripada bertemu musuhmu sehingga kau menyerang di leher mereka dan mereka menyerang Anda? ‘Mereka menjawab, “Wahai Rasulullah, amalan apakah itu?” lalu Nabi bersabda, itu adalah mengingat Allah.” (HR At-Tirmidzi)
Amalan terbaik tersebut adalah dzikrullah, yaitu mengingat Allah. Mengingat Allah derajatnya bahkan lebih tinggi dari mujahid yang berjuang di medan perang. Yang paling penting dari dzikrullah adalah diingat juga oleh Allah, sebagaimana dalam Al Qur’an yang artinya, “Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku” (QS. Al Baqarah: 152).
Kajian yang digelar di Masjid DT Jakarta ini disampaikan juga bahwa dengan berdzikir (mengingat Allah), maka Allah pun akan mengingat kita. Lalu apa manfaat dari berdzikir?
Pertama, hati menjadi tentram. Dalam Surat Ar-Ra’d ayat 28 yang artinya “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. Hanya dengan mengingat Allah, hati akan tentram.” Penyebab orang gelisah karena kebanyakan mikir kurang dzikir. Yang benar adalah tiap mikir jadi dzikir, karena berpikir pun Allah yang perintahkan.
Keutamaan dzikir yang kedua yaitu Allah menolong dengan menuntunnya dalam memahami ilmu yang benar. Orang yang dikehendaki Allah dalam kebaikan, maka akan diberikan pemahaman ilmu agama. Puncaknya ilmu adalah ma’rifatullah (mengenal Allah). Karena semua ibadah puncaknya adalah mengingat Allah. Ilmu itu pemupuk iman dan pemandu amal. Orang beriman tanpa ilmu, tidak bisa beramal. Orang beramal tanpa ilmu bisa salah amalnya.
Keutamaan ketiga dari memperbanyak mengingat Allah (dzikrullah) adalah dimudahkan dalam beramal. Makin banyak dzikir, makin susah maksiat. Jika dekat dengan Allah, niat bermaksiat akan dipersulit dan niat beramal akan dimudahkan. Sebaliknya, jika jauh dari Allah, niat maksiat akan diberikan jalan dan untuk ibadah sering ada penghalang. Dengan berdzikir mudah taat dan jauh dari maksiat.
Dzikir yang rutin dikerjakan minimal dalam sholat lima waktu. Karena sholat termasuk dzikir.
Ditambah dengan dzikir-dzikir sunnah, seperti dzikir pagi petang. Selain itu, membaca Al Quran dan berdoa juga bagian dari dzikir. Yang lebih bagus lagi bisa berdzikir tiap saat, jangan biarkan lisan kita lepas dari dzikir kepada Allah.
Ada yang bertanya bagaimana jika sudah rutin lisannya dzikir, tapi hatinya belum?
menurut Aa Gym, tetap saja istiqomah dalam kebaikan, insya Allah pertolongan Allah akan datang untuk menata hati. Karena Allah yang Maha Menggenggam hati.
Di akhir kajian Aa memberikan tips agar bisa selalu berdzikir.
“Barangsiapa yang disibukkan dalam kebaikan, dia tidak akan sibuk dalam kemasiatan atau kesia-siaan. Sebaliknya, barangsiapa yang disibukkan dalam kemaksiatan atau kesia-siaan maka dzikirnya akan hilang.” Biasakan pula saat mengingat apapun yang ada di sekitar kita membuat kita jadi ingat Allah. Hal tersebut bisa menjadi bentuk latihan dzikrullah. (Iyiz)