Kajian Qur’ani, Al-Quran Bisa Jadi Petunjuk & Kabar Gembira
DAARUTTAUHIID.ORG | BANDUNG – “Kalau seseorang beriman lalu dia beramal sholih, beramal sholihnya tidak hanya satu tapi semampu yang dia bisa bahkan kualitasnya ia naikkan, maka Allah akan berikan gembira karena ngerti isi Quran atau gembira karena dia tidak ngerti isi Quran”.
Pernyataan tersebut dikatakan ustadz Suherman Al-Hafidz pembina unit Baitul Quran DT dalam kajian Qur’ani pada (25/11/2023) di Masjid DT Bandung.
Ia menyampaikan menurut Tafsir Surat Al-Isra ayat 9 karya Al Imam Ibnu Asyur, orang yang beriman namun membaca Al-Quran dan mengerjakan amal sholih maka Allah beri ia kabar gembira.
“Jangan meremehkan hal kecil yang penting ikhlas, dan itu salah satu amal sholih,” tutur ustadz.
Di hadapan ratusan jamaah dan para santri Baitul Qur’an ustadz menyebut, kandungan Al Quran akan menjadi petunjuk dan kabar gembira bagi orang yang beriman.
“Petunjuk bisa dalam segala aspek, kabar gembira itu bisa di dunia dan bisa juga di akhirat,” imbuh ustadz Suherman.
Pada kajian tersebut ustadz memberi tips kepada jamaah agar Al-Qur’an menjadi petunjuk dan kabar gembira menurut Imam Ibnul Qayyim.
“Bagaimana Quran itu menjadi senjata kita untuk menjadi petunjuk dan kabar gembira, pertama caranya, hendaklah kita memiliki ketinggian iman,” sebut ustadz Suherman.
Ustadz menjelaskan, Kalau ingin terjaga konsistensi dengan Al-Quran maka iman kita harus kita simpan pada titik tertinggi artinya, apapun yang kita hadapi sudut pandangnya adalah sudut pandang iman.
“Yang kedua, lulus ujiannya. Dengan ujian, Allah ingin tahu mana yang imannya beneran mana yang imannya bohongan,” terang ustadz.
Lebih lanjut ustadz menjelaskan tips yang ketiga adalah berpegang teguh pada prinsip dan tujuan.
“Kalau punya cita-cita tinggi (bersama Al-Quran) kuncinya adalah fokus. Jangan fokus pada kendala namun fokuslah pada usaha, karena pada dasarnya menghafal Al-Quran memang Allah ngasih ujian,” ungkapnya.
Terakhir ustadz menyebut tips yang keempat adalah menjauhi kemaksiatan. “Hati-hati dengan maksiat, jangan sampai penghafal Quran melanggar peraturan, itu maksiat,” ujarnya.
Seusai kajian Qur’ani yang diadakan rutin tiap akhit bulan itu, para jamaah dan santri dianjurkan beristirahat untuk menunaikan sholat Qiyamullail berjamaah. (Noviana)
Redaktur: Wahid Ikhwan