Kajian MQ Pagi Spesial: Manfaat Kesehatan dari Habbatussauda
Kesehatan adalah modal utama bagi manusia dalam menjalani aktivitas sehari-harinya. Pun dalam Islam memberikan panduan pengobatan serta obat yang baik untuk kesembuhan atas izin Allah.
Asep Hermana dan dr. Widyastuti mengulas topik tersebut dalam Kajian MQ Pagi Spesial pada Sabtu (13/2). Pembahasan kali ini berkaitan thibhun nabawi yaitu habbat.
“Dalam beberapa jurnal dikatakan bahwa habbat sudah dimanfaatkan 2000 tahun sebelum masehi. Jadi bukan obat baru yang ada di Mekah atau di Jazirah Arab,” ujar dr Asep.
Asep Hermana yang juga Kepala Daarut Tauhiid (DT) Peduli Kuningan ini mengungkapkan habbat bukanlah obat sintetis. Karena banyak jurnal dan penelitian menemukan bahwa habbat bisa dijadikan sebagai obat herbal yang baik bagi manusia.
“Jadi habbat sendiri merupakan primadona untuk diteliti kebermanfaatannya. Karena beda takaran bagi setiap penyakit yang diderita pasien. Bahkan dikombinasikan pun bisa dilakukan dengan takaran atau dosis tertentu,” ujarnya.
Hal ini disepakati dr. Widyastuti. Menurutnya, jika mengonsumsi habbat dipadukan dengan obat yang diberikan dokter dengan dosis tepat, maka bisa berdampak positif.
“Selain ada makanan dan minuman, habbat dan obat yang direkomendasi dokter dapat bersinergi untuk kesembuhan pasien. Dokter juga harus mengetahui manfaat yang terkandung dalam habbat itu. Jadi, kita harus menghormati dokter dari Barat dan metode pengobatan yang sudah dianjurkan Nabi,” ujar dr Widyastuti.
dr Widyastuti mengingatkan agar tidak memandang sebelah mata pengobatan thibbun nabawi, khususnya habbat.
“Ada suatu rumah sakit terkenal di Bangkok menyedikan traditional medicine dan modern medicine. Ini hal yang luar biasa dan jarang dilihat di Indonesia. Bahkan dokter yang menangani traditional medicine adalah dokter umum. Dari sini kita belajar bahwa bagaimana pun kemajuan pengobatan dari Barat, tidak serta merta membuat kita menolak mengonsumsi obat yang dianjurkan Nabi,” katanya. (Eko)