Jangan Diperbudak Penilaian Orang Lain

Siapa yang merendahkan hati maka Allah akan memuliakannya dan siapa yang sombong dan membesarkan diri, maka Allah akan menghinakannya. Ibrahim bin adam berkata, “Demi Allah tiada seorang hamba yang sungguh-sungguh ikhlas kepada Allah, melainkan ia merasa senang dan gembira jika tidak mengetahui kedudukan dirinya.”

Naluri dasar manusia yang memiliki nafsu, kita ingin sekali rasanya selalu dipuji, dihargai, dikagumi, dan ingin diberi sesuatu oleh orang lain, sekarang coba kita membiasakan diri agar terlepas dari rasa tersebut. Kadang-kadang bahkan sering muncul perasaan dalam diri kita agar orang tahu siapa diri kita. Kalau kita cantik, yang timbul adalah kecantikan kita diketahui oleh orang banyak, begitu juga yang merasa ganteng, ingin dilihat kegantengannya. Ada juga ingin dilihat keren melalui ototnya, kalau seorang pejabat maka ia sombong melalui gelar dan jabatannya.

Bahkan dalam keseharian kita sering kali memamerkan diri kita sendiri kepada orang lain agar kelihatan hebat, misalkan ketika berbicara dengan orang lain, suka melebihkan sesuatu yang ada dalam diri kita, padahal kenyataannya tidak seperti itu. Yang perlu diingat adalah jika semua orang memuji tetapi Allah tidak menyukai dan membenci perbuatan kita, maka kita termasuk orang yang rugi.

Yang perlu kita tumbuhkan dalam diri kita adalah sikap tawadhu, karena Allah Ta’ala sangat mencintai orang-orang yang tawadhu. Diantaranya kita harus mau menerima masukan, nasihat, bahkan kritikan sepedas apa pun jika memang itu suatu kebenaran maka itulah karunia Allah sesungguhnya. Ia juga mengingatkan, agar jangan memandang orang lain lebih rendah, begitu pun merasa diri kita lebih hebat atau lebih mulia dari orang lain.

Mudah-mudahan Allah memberikan taufik kepada kita untuk bisa mengevaluasi diri sendiri. Kita paham kekurangan dan kesalahan diri sendiri dan memiliki niat untuk memperbaikinya. Dengan memperbaiki diri, semoga Allah menjadikan kita jalan kebaikan bagi yang lain. Sekali lagi, mari membiasakan diri tidak bergatung pada pujian orang lain. Niatkan bukan untuk dipuji orang lain atau agar dianggap tawadhu, tapi sebagai amal saleh yang mampu mendekatkan diri kepada-Nya. Wallahu a’lam bishowab.

(KH. Abdullah Gymnastiar)

____________________

daaruttauhiid.org