Jangan ‘Baper’ Dengan Perkataan Orang Lain

Tahukah kita bagaimana resep agar kita tidak mudah sakit hati ketika ada orang yang menghina kita? maka kembalikan orientasiya kepada yang sebenarnya, siapa yang menciptakan kita? siapa yang menjamin rezeki kita? siapa yang mengangkat derajat kita? siapa yang menutupi aib dan dosa kita? siapa yang memiliki surga? Siapa yang memiliki dan memberi karunia? Maka jawabannya adalah Allah. Kalau kita mengetahui bahwa Allah yang menjamin dan memberi semuanya, mengapa kita harus pusing dengan perkataan orang lain yang menghina kita? yang tidak berdampak dan tidak memberikan kontribusi apa-apa dalam hidup kita.

Kita tidak perlu mempersulit urusan diri sendiri hanya karena mendengarkan orang lain. Perkataan orang lain tidak akan berpengaruh apa-apa jika kita memiliki keyakinan yang tekad kepada Allah Ta’ala. Karena Tuhan kita adalah Allah dan kita tunduk kepada perintahnya, bukan malah tunduk pada perkataan manusia, menjadi budaknya penilaian dan pujian yang tidak akan habisnya.

Seperti apapun perkataan orang lain kepada kita jangan terlalu dipikirkan, kalau pun orang lain membuka kesalahan dan aib kita, itu hanya sebagian kecilnya saja yang orang lain ketahui. Bukankah masih banyak kesalahan dan aib kita yang belum diketahui dan masih ditutupi oleh Allah? Gampang bagi Allah menutupi aib kita dan gampang pula bagi Allah membuka aib kita.

Jadi jangan mempersulit diri karena perkataan orang lain, kita harus tetap fokus kepada Allah sebagai sumber segalanya bagi kita, bahwa kita hanya bersandar kepada Allah bukan kepada manusia atau makhluk, karena manusia adalah makhlak lemah, bagaimana ia bisa menjamin urusan orang lain, jika ia sendiri tidak mampu menjamin urusan dirinya sendiri.

Satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah melibatkan Allah dalam segala urusan yang kita hadapi, salah satunya dengan banyak berdo’a kepada Allah Ta’ala, kita boleh membaca doa sebagaimana yang tercantum didalam Al-Qur’an surat Al-kahfi ayat 10 yang berbunyi:

Rabbanaaa aatinaa mil ladunka rahmatanw wa haiyi’ lanaa min amrinaa rashadaa

(Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa, “Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami.”

Wallahu a‘lam bishowab.

(KH. Abdullah Gymnastiar)

__________________________

daaruttauhiid.org