Jaminan Keamanan dari Allah
Saudaraku, salah satu asma Allah yang harus kita pahami adalah al-Mu’min (المؤمن). Al-mu’min artinya Maha Pemberi Keamanan. Akar kata dari al-Mu’min sendiri dari kata al-Iman yakni pembenaran dan pengakuan.
Allah SWT yang Maha Berkehendak atas segala sesuatu dan memberikan rasa keamanan kepada diri kita. Jika Allah menghendaki keamanan kepada seseorang, siapa pun tidak dapat mencelakainya. Asma Allah tentang al-Mu’min dijelaskan dalam Surah al-Hasyr [59] ayat 23:
هُوَ ٱللَّهُ ٱلَّذِى لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْمَلِكُ ٱلْقُدُّوسُ ٱلسَّلَٰمُ ٱلْمُؤْمِنُ ٱلْمُهَيْمِنُ ٱلْعَزِيزُ ٱلْجَبَّارُ ٱلْمُتَكَبِّرُ سُبْحَٰنَ ٱللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ ﴿٢٣
Artinya: “Dialah Allah, tidak ada Tuhan selain Dia. Maha Raja yang Mahasuci, yang Mahasejahtera, yang Maha Pemberi Keamanan, Pemelihara Keselamatan, yang Mahaperkasa, yang Mahakuasa, yang Memiliki Segala Keagungan. Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan.”
Al-Mu’min merupakan sifat Allah yang memberikan rahmat bagi setiap muslim untuk mengembalikan rasa aman kepada-Nya. Rasa aman tidak dapat dipikirkan dalam benak siapa pun manusia jika tidak bersumber dari Allah SWT. Jika seseorang berkata, “Aku berlindung kepada Allah,” dapat diartikan ia berlindung kepada Allah dan Allah tidak akan menolak hamba-Nya yang beriman jika memohon perlindungan dan rasa aman kepada-Nya.
Saudaraku, ada dua hal yang bisa diambil hikmah dari sifat asma Allah, al-Mu’min ini:
Pertama, Allah Ta’ala yang Maha Membenarkan.
Saudaraku, sesungguhnya kebenaran itu bersumber dari Allah. Sedangkan pembenaran yang selalu kita katakan sebagai bersumber dari hati, biasanya pembenaran ini terdapat dari hati sakit. Yang dimaksud dengan pembenaran itu sesungguhnya ada di dalam hati mereka yang ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya. Dan bagi mereka siksa pedih, disebabkan mereka berdusta. Sehingga dari sini, Allah tahu siapa yang niat dan sikapnya benar.
Oleh karena itu, jangan sampai kita ragu hidup benar meskipun banyak yang mendustakan. Kita pun senantiasa berterima kasih kepada Allah atas kebenaran yang ditampakkan kepada kita.
Kedua, Allah Ta’ala Maha Memberikan Keamanan.
Allah SWT berfirman:
ٱلَّذِىٓ أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍ وَءَامَنَهُم مِّنْ خَوْفٍۭ ﴿٤
Artinya: “Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.” (QS. Quraisy [106]: 4).
Saudaraku, Ibnu Abbas berkata tentang asma Allah ini. Al-Mu’min adalah yang Maha Memberikan Keamanan kepada makhluknya, sehingga Allah tidak menzalimi makhluknya. Jika kita pahami dan renungkan, salah satu ujian atau banyak ujian yang akan menimpa kita ini pastinya Allah berikan rasa keamanan. Kita harus pahami akan diuji dengan sedikit hal-hal menakutkan. Namun jika kita ingin jujur, setiap kejadian dan ujian Allah beri tidak berbahaya. Tapi Allah berikan rasa aman kepada diri ini.
Kita terlalu fokus kepada yang kita takuti dan masalah yang menimpa. Kita lupa kepada sifat asma Allah yang al-Mu’min ini. Padahal semua yang ditakuti dan terjadi kepada kita setiap waktu ini hanya ada dalam kekuasan Allah, termasuk semua yang mengancam kita. Semua yang Allah Ta’ala ciptakan ada dalam kekuasaan-Nya, sehingga tidak ada satu pun mudharat yang menimpa kita kecuali dengan izin Allah Ta’ala.
Jadi saudaraku, tidak ada ancaman yang harusnya kita sangat takuti. Hanya yakin kepada Allah Ta’ala serta senantiasa berzikir:
حسبن الله ونعم الوكيل نعم المولى ونعم النصير
Artinya: “Cukuplah Allah sebagai tempat diri bagi kami, sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong kami.”
(Siaran Tayangan Ulang Kajian MQ Pagi, Rabu 14 Oktober 2020)