Istiqomah adalah Kunci Dalam Beramal

[DAARUTTAUHIID.ORG]- Ada banyak motif seseorang dalam beramal, ada yang ingin dianggap baik, ada yang ingin menjadi orang yang baik, ada yang berbuat baik agar tidak ada kesempatan berbuat jelek, dan ada yang berbuat baik agar terjerat hutang budi. Semua niat tersebut tidak akan diterima dan tidak akan menjadi amal karena niat yang belum benar.

Kalau kita ditanya kenapa kita berbuat baik? Maka jawabannya sederhana dan sudah disebut juga dalam Al-Quran surat Al-Baqarah 195 yang artinya:

“Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuatbaiklah. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”

Jadi kalau ada orang menganggap kita baik atau tidak, itu bukan urusan kita dan terserah orang mau beranggapan seperti apa, karena itu bukan wilayah kita. Apakah orang lain mau berbuat baik juga dengan kita silahkan juga, itu kebaikan dirinya dengan Allah Ta’ala juga. Jangan berbuat baik kepada orang lain agar ia mau membeli barang dagangan kita, tapi berbuat baiklah karena hal tersebut menjadi bagian amal sholeh.

Para ibu-ibu kenapa berbuat baik kepada suami? Karena Allah yang memerintahkan. Begitu juga para bapak-bapak mati-matian bekerja banting tulang? Karena sudah menjadi bagian tugas seorang untuk mencari nafkah, bukan karena ingin disukai dan dikagumi oleh anak-anak dan istri. Dakwah yang dilakukan oleh Aa Gym juga begitu, karena Allah juga yang memerintahkan untuk berdakwah, kalau Allah yang menyuruh pasti hal tersebut baik.

Namun, beramal untuk Allah dibutuhkan sikap istiqomah agar kita mampu melakukannya. Keistiqomahan hati akan terbantu oleh keistiqomahan lisan. Jika anak adam memasuki pagi hari, sesungguhnya semua anggota badannya berkata merendah kepada lisan. Taqwalah kepada Allah dalam menjaga hak-hak kami, jika engkau istiqomah maka kami juga akan istiqomah, jika engkau menyimpang dari jalan petunjuk, maka kami juga akan menyimpang.

Maka penting bagi kita untuk menjaga lisan kita. Seharusnya kita bertanya sebelum mengucapkan sesuatu dari lisan kita, kenapa Allah menciptakan lisan kita? Maka jawabannya tidak lain dan tidak bukan untuk berbuat baik. Bukan untuk maksiat atau berbuat dosa. (KH. Abdullah Gymnastiar)

______________________

daaruttahiid.org