Islam bukan Agama Arogan
Sudah menjadi pemandangan sehari-hari di Indonesia, umat beragama hidup berdampingan. Fenomena ini terjadi sangat lama dan telah menjadi jati diri bangsa yang menghargai perbedaan. Penganut agama Islam yang mayoritas dilarang mengintimidasi umat beragama lain. Begitu juga sebaliknya, umat beragama lain menghormati muslim dan hak-haknya.
Ada pun perselisihan dan kesalahpahaman selalu bisa diselesaikan dengan jalan terbaik, serta menjadi hal lumrah sebagai dampak dari adanya interaksi sosial. Oleh karenanya, memang harus dipisahkan apa yang dilakukan orang seorang muslim dengan ajaran murni Islam itu sendiri. Kesalahan seorang muslim jangan dipandang sebagai kesalahan Islam. Maka ketika menemukan seorang penganut Islam yang arogan, tidak boleh serta merta menyimpulkan bahwa ajaran Islam itu arogan.
Perintah Berbuat Baik dan Adil
Sebaliknya, justru Islam senantiasa menyebarkan pesan rahmat bagi sekalian alam. Ajarannya meluhurkan adab sesama manusia, dan menganjurkan saling menghormati. Allah Ta’ala berfirman:
لَا يَنْهٰىكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيْنَ لَمْ يُقَاتِلُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ وَلَمْ يُخْرِجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ اَنْ تَبَرُّوْهُمْ وَتُقْسِطُوْٓا اِلَيْهِمْ ۗ
اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ ﴿الممتحنة : ۸
Artinya: “Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. al-Mumtahanah [60]: 8).
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ لِلّٰهِ شُهَدَاۤءَ بِالْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ عَلٰٓى اَلَّا تَعْدِلُوْا ۗاِعْدِلُوْا ۗ
هُوَ اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰى ۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ ﴿المائدة : ۸
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-Maidah [5]: 8).
Larangan Mengganggu Non-Muslim
Nabi Muhammad pun di banyak hadis menegaskan larangan mengganggu hak-hak non-muslim. Karena dalam kehidupan bermasyarakat, Islam melarang berbuat kerusakan dan memicu permusuhan. Seperti sabda beliau yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud:
أَلَا مَنْ ظَلَمَ مُعَاهِدًا أَوِ انْتَقَصَهُ أَوْ كَلَّفَهُ فَوْقَ طَاقَتِهِ أَوْ أَخَذَ مِنْهُ شَيْئًا بِغَيْرِ طِيبِ نَفْسٍ
فَأَنَا حَجِيجُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Artinya: “Ketahuilah, bahwa siapa yang menzalimi seorang mu’ahad (non-muslim yang berkomitmen untuk hidup damai dengan umat Islam), merendahkannya, membebaninya di atas kemampuannya, atau mengambil sesuatu darinya tanpa keridaan dirinya, maka saya adalah lawan bertikainya pada hari kiamat.”
Begitu luar biasanya ajaran Islam. Bahkan membebani seorang non-muslim di atas kemampuannya pun dilarang oleh Rasulullah saw. Bagaimana bisa agama ini disebut arogan? Tentu anggapan demikian tidaklah benar. Di hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah dengan tegas menyampaikan larangan membunuh non-muslim yang tidak bersalah. Beliau bersabda, “Siapa yang membunuh kafir mu’ahad (non-muslim yang berkomitmen untuk hidup damai dengan umat Islam), ia tidak akan mencium bau surga dan sesungguhnya bau surga itu tercium dari perjalanan empat puluh tahun.”
Begitulah karena pada dasarnya Islam tidak pernah menghapus hak-hak penganut agama lain, apalagi sampai mengganggu. Bahkan justru anjuran berlaku adil dan saling menghormati bertebaran buktinya dalam ayat al-Quran maupun hadis Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam. (Gian)