Iran Berencana Lepas CCTV Nuklir Milik PBB
DUBAI – Pihak berwenang Iran mengatakan pada hari Rabu lalu bahwa mereka membongkar dua kamera pengintai nuklir PBB di fasilitas pengayaan uranium ketika Dewan Gubernur Badan Energi Atom Internasional (IAEA) bersiap untuk mengeluarkan resolusi yang kritis terhadapnya.
Resolusi yang mengkritik Iran akan dikeluarkan karena gagal memperhitungkan jejak uranium secara memadai di situs-situs yang tidak diumumkan.
Langkah Teheran bisa menjadi langkah di depan tindakan yang lebih drastis atau tanggapan awal terhadap rancangan resolusi yang dibahas oleh Dewan Gubernur IAEA yang beranggotakan 35 orang.
Para diplomat mengatakan resolusi itu kemungkinan akan disahkan dengan mudah, karena sejauh ini hanya sekutu Iran, Rusia, yang secara terbuka menyatakan penentangan keras terhadap resolusi tersebut. Amerika Serikat, Prancis, Inggris, dan Jerman telah mengajukan rancangan resolusi kepada Dewan Gubernur IAEA.
Resolusi menyatakan “Kekhawatiran mendalam” dewan bahwa jejak uranium tetap tidak dapat dijelaskan adalah karena kurangnya kerja sama antara Teheran dan IAEA. Resolusi tersebut mengharuskan Iran untuk menerima tawaran negosiasi lebih lanjut “tanpa penundaan.”
“Kami tidak akan mengambil tindakan (resolusi) ini untuk tujuan politik untuk meningkatkan konfrontasi. Kami tidak akan mencari eskalasi ini,” kata AS dalam sebuah pernyataan kepada Dewan Gubernur IAEA.
Pernyataan AS juga mengatakan bahwa penghapusan kamera Iran yang dipasang di bawah perjanjian akan “sangat disesalkan dan kontraproduktif dengan hasil diplomatik yang dicari.”
Sementara itu, TV pemerintah Iran mengatakan: “Sejauh ini, IAEA tidak hanya tidak puas dengan kerja sama ekstensif Iran, tetapi juga menganggapnya sebagai kewajiban. Mulai hari ini, otoritas terkait telah memerintahkan penutupan kamera Pengawasan Online Enrichment Monitor (OLEM)”.
Iran juga mengecam resolusi Dewan Gubernur IAEA yang menentangnya dan memperingatkan akan pembalasan. Itu lebih lanjut dapat menggagalkan pembicaraan yang sudah terhenti untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir 2015.
Sejak Washington di bawah Presiden Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi terhadap Iran, Teheran telah melanggar banyak pembatasan perjanjian pada kegiatan nuklirnya, termasuk pengayaan uranium.
Uranium Iran setinggi 60 persen murni, mendekati 90 persen tingkat kemurnian senjata. Namun, Iran mengatakan desain nuklirnya benar-benar damai.
Badan Energi Atom Internasional yang berbasis di Wina menolak mengomentari pengumuman Iran untuk menghapus kamera pengintai. (Wahid)
Red: WIN
____________________________
Ref: Republika